Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan rupiah offshore kerap menjadi sinyal pergerakan yang sama di pasar spot. Sementara pada saat yang sama, indeks dolar AS ditutup turun 0,37% dan pagi ini masih berlanjut melemah.

Rupiah kelihatan masih tertekan sentimen buruk global pekan lalu di kala pasar domestik tutup karena libur dua hari. Para pemodal baru mengeksekusi penjualan aset saham dan obligasi terlihat dari kenaikan yield atau imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) dan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin. 

Selain itu, laporan posisi APBNKita kemarin sore mungkin memberikan tekanan tambahan di mana Indonesia mencatat penurunan pendapatan negara akibat anjloknya harga komoditas global yang mempengaruhi profitabilitas badan usaha di sektor tambang dan akhirnya menurunkan setoran pajak badan usaha.

Penerimaan pajak turun di semua jenis, mulai dari pajak penghasilan (PPH) nonmigas yang turun 8,25%, lalu pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPNBM) yang juga anjlok 8,95%. Pajak bumi dan bangunan (PBB) dan pajak lain juga anjlok 21,34%, disusul penurunan PPH migas hingga 23,2%.

Bukan hanya sektor tambang, setoran pajak dari industri pengolahan turun 13,8%, padahal industri ini menjadi penyumbang terbesar penerimaan pajak RI selama empat bulan terakhir dengan persentase mencapai 26%.

"Perusahaan-perusahaan dengan harga komoditas yang turun ada penurunan profitabilitas sehingga [setoran] pajak juga mengalami penurunan, terutama di pertambangan," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam jumpa pers APBN Kita, Senin (27/5/2024).

Hari ini, pelaku pasar akan menanti rilis data Indeks Keyakinan Konsumen Amerika pada Mei, lalu inflasi harga produsen Jepang sektor jasa. Tiga pejabat The Fed juga dijadwalkan bicara di forum Bank of Japan hari ini di mana pernyataan mereka biasanya mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap potensi penurunan bunga acuan The Fed.

Pemerintah juga menggelar lelang Surat Utang Negara hari ini dengan target indikatif Rp22 triliun dan maksimal Rp33 triliun.

Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, terlihat beberapa mata uang Asia bergerak menguat seperti won Korea, begitu juga yuan offshore dan peso Filipina serta dolar Taiwan dan dolar Hong Kong. Namun, beberapa mata uang melemah seperti baht Thailand, rupee India, ringgit Malaysia juga dong Vietnam.

Indeks saham utama di Asia juga terpantau menguat di mana Nikkei naik 0,66%, Hang Seng menguat 1,17%, indeks Shanghai menguat 1,14%, disusul indeks saham Taiwan juga menguat 1,25%. 

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah dengan koreksi terbatas di antara area Rp16.070-Rp16.100/US$, dengan support terkuat Rp16.150/US$.

Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp16.000/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat menguat ke level Rp15.980/US$.

Selama nilai rupiah bertengger di atas Rp16.050/US$, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah. Namun sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga di bawah Rp16.000/US$ dalam tren jangka pendek maka nilai rupiah berpotensi terus menguat hingga menuju Rp15.900/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Selasa 28 Mei 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages