Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan Rupiah akan Berlanjut Imbas Penerimaan Negara Anjlok

Tim Riset Bloomberg Technoz
28 May 2024 07:35

Karyawan memperlihatkan uang dolar AS dan rupiah di pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan memperlihatkan uang dolar AS dan rupiah di pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah pada perdagangan di pasar spot hari ini, Selasa (28/5/2024), kemungkinan masih akan cenderung melemah di tengah sentimen pasar global yang sejatinya memberi peluang penguatan.

Mata uang emerging market tadi malam kompak menguat di tengah pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS). MSCI Emerging Market Currency Index menguat 0,1%, begitu juga MSCI EM Stock Index yang naik 0,7% di kala indeks dolar AS tergerus 0,37%.

Namun, kenaikan harga minyak akibat peningkatan ketegangan di Timur Tengah mungkin akan membuat para pelaku pasar waspada hari ini, sembari menanti berbagai rilis data ekonomi penting di pekan yang sibuk.

Melihat sinyal sentimen global, seharusnya rupiah berpeluang menguat. Namun, sinyal di pasar offshore melemparkan indikasi sebaliknya.

Rupiah NDF 1 bulan di penutupan pasar New York dini hari tadi ditutup melemah 0,2% ke kisaran Rp16.082/US$ dan pagi ini di bergerak di Rp16.088/US$. Begitu juga NDF 1 minggu yang juga melemah di kisaran Rp16.080/US$ pagi ini.