Peluncuran tersebut merupakan tindakan provokatif Korea Utara yang jelas-jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, tambah Kepala Staf Gabungan.
Pyongyang sebelumnya memberi tahu Jepang bahwa pihaknya akan berusaha mengerahkan satelit pada 4 Juni. Proyektil tersebut diyakini tidak akan membawa apa pun ke luar angkasa, kata juru bicara pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi.
Peluncuran yang gagal ini terjadi beberapa bulan setelah keberhasilan penempatan satelit mata-mata pertama Korea Utara dan pada hari Korea Selatan, China, dan Jepang menyelesaikan pertemuan trilateral pertama mereka dalam empat tahun.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyinggung ancaman keamanan yang dilontarkan Korea Utara. Tokyo dan Seoul telah meminta bantuan Beijing untuk menggunakan pengaruh ekonominya di Pyongyang untuk mengendalikan ambisi atom pemimpin Kim Jong Un.
Korea Utara biasanya mengirimkan pemberitahuan sebelum peluncuran satelit yang menunjukkan di mana tahap roket mungkin jatuh di sepanjang jalur selatan di atas Laut Kuning dan perairan dekat Filipina. Pyongyang mengatakan pihaknya mempunyai hak untuk melakukan program luar angkasa sipil.
Korea Selatan melakukan latihan udara di dekat perbatasannya dengan Korea Utara untuk unjuk kekuatan beberapa jam setelah Jepang menerima pemberitahuan tersebut.
Latihan tersebut melibatkan sekitar 20 pesawat tempur termasuk jet siluman F-35A, kata militer Korea Selatan dalam pemberitahuan yang dikirimkan kepada wartawan.
(bbn)