Bloomberg Technoz, Jakarta - Mendikbud Ristek Nadiem Makarim memastikan uang kuliah tunggal atau UKT batal naik. UKT batal naik dengan pertimbangan kecemasan yang dihadapi masyarakat.
Nadiem mengakui telah mendengar aspirasi dari mahasiswa, keluarga hingga masyarakat lainnya. Nadiem mengakui kenaikan UKT perguruan tinggi juga membuat dirinya cemas.
"Kami sudah menemui sejumlah rektor perguruan tinggi. Kami memutuskan membatalkan seluruh kenaikan UKT tahun ini," ujar Nadiem di Istana Negara, Senin (27/5/2024).
"Saya sendiri melihat angkanya mencemaskan," ujar Nadiem.
Mulanya, polemik kenaikan UKT meruncing usai Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI, Kamis (16/5/2024).
"UKT di Unsoed (Universitas Soedirman) jauh melambung tinggi naik bisa 300 sampai 500 persen," ujar Presiden BEM Unsoed, Maulana Ihsan.
"Di fakultas saya sendiri, fakultas peternakan, UKT sebelumnya Rp 2,5 juta, sejarang naik jadi Rp14 juta. Bagaimana kami tidak marah dengan hasil seperti itu?" ujar Ihsan menegaskan.
kenaikan signifikan
Kebanyakan perguruan tinggi negeri (PTN) yang menaikkan UKT adalah kampus yang sudah berstatus PTN berbadan hukum atau PTN BH.
Di UI misalnya, UKT terbesar ada pada prodi Pendidikan Dokter, Kedokteran Gigi, Ilmu Keperawatan, dan Farmasi. Besaran UKT kelompok satu adalah Rp500.000 dan UKT kelompok dua sebesar Rp1.000.000 untuk semua program studi jenjang S1 dan vokasi.
Sedangkan UKT kelompok tiga bervariasi, terendah mulai dari Rp7.500.000 sampai Rp15.000.000. Kemudian, UKT tertinggi pada kelompok lima mencapai Rp20.000.000 per semester.
Nadiem Makarim kemudian sempat menyatakan akan mengevaluasi dan turun ke lapangan terkait kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak wajar.
“Kami akan memastikan bahwa proses naik banding bagi mahasiswa yang mungkin merasa mereka tidak di dalam tangga UKT yang tepat itu terlaksana dengan baik,” kata Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, Selasa (21/5/2024).
(red/ain)