Logo Bloomberg Technoz

Dari pasar global, sejatinya ada sinyal positif juga terutama bagi pelaku pasar obligasi yang mungkin akan berimbas baik juga ke pasar domestik dan rupiah.

Pada Rabu nanti, untuk pertama kalinya sejak awal 2000-an, Kemenkeu AS akan memulai aksi beli kembali surat utang mereka, Treasury, terutama untuk seri-seri musiman dan kurang likuid. Lalu pada Juni nanti, bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan memulai pelonggaran neraca keuangan mereka melalui apa yang disebut quantitative tightening (QT).

Dua langkah itu akan membuat pasar Treasury naik pamor. "Langkah buyback akan membantu pasar dan menjadi backstop yang baik, sementara perlambatan laju QT The Fed juga membantu karena manajemen risiko yang berhati-hati akan menghilangkan kekhawatiran terhadap berulangnya lagi krisis pendanaan overnight seperti yang terjadi pada 2019," kata Jay Barry, co-Head of US rates strategy di JPMorgan Chase & Co, dilansir dari Bloomberg, Senin (27/5/2024).

Secara teknikal nilai rupiah memperlihatkan potensi pelemahan dengan target koreksi menuju area Rp16.050/US$ yang menjadi level support terdekat. Bila itu tertembus, rupiah bisa semakin tertekan menuju Rp16.100-Rp16.150/US$. Apabila level itu jebol, rupiah bisa semakin meluncur turun ke Rp16.200/US$.

Sementara bila rupiah mampu menguat hari ini, level resistance yang menarik dicermati ada di Rp15.980/US$ dan selanjutnya Rp15.940/US$.

Dalam tren jangka menengah, rupiah memiliki potensI penguatan lanjutan ke Rp15.900/US$. 

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 27 Mei 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages