Israel menyatakan keinginan mereka untuk menarik milisi Hamas dari lubang persembunyian Rafah dan membebaskan para sandera yang mungkin ditahan di daerah tersebut. Namun, operasi militer Israel malah mengakibatkan korban sipil dan kerusakan fasilitas sipil.
Petugas medis setempat mengatakan pada Minggu lalu lima warga sipil Palestina tewas dalam operasi militer Israel di Rafah, seperti dikutip dari Reuters.
Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, pada Jumat (24/5) lalu meminta Israel untuk menghentikan serangan militernya di wilayah Rafah, negara itu tetap melakukannya.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis kantornya, Yoav Gallant, Menteri Pertahanan Israel, menyatakan bahwa evaluasi operasi di Rafah telah ditingkatkan.
Gallant menyatakan, "Operasi pasukan di darat dan di udara, serta pendalaman operasi di wilayah tambahan dengan tujuan membongkar batalion Hamas."
Pada 7 Oktober 2023, Israel menggempur Gaza setelah menuduh milisi Hamas masuk ke wilayah Negara Yahudi, membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.
Sejak Oktober 2023 lalu, operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya lebih dari 36 ribu orang. Pertempuran terjadi bukan hanya di wilayah Selatan, tetapi juga di wilayah Gaza utara, di area pengungsian Jabaliya.
(red/ros)