Logo Bloomberg Technoz

Komoditas

Tahun ini terjadi serangkaian  tren lonjakan harga komoditas akibat keterbatasan pasokan, melonjaknya permintaan, dan bahkan beberapa aktivitas spekulatif.

Jumlah 34 bahan mentah di Indeks Komoditas Bloomberg dengan total pengembalian minimal 25% selama tiga bulan merupakan yang tertinggi sejak pertengahan 2022, menurut perhitungan Bloomberg.

Bahan-bahan yang memperoleh keuntungan besar a.l. cokelat, tembaga, nikel, jus jeruk, perak, timah dan seng. Kenaikan yang relatif luas pada logam-logam industri patut diperhatikan dan menimbulkan pertanyaan lain tentang seberapa baik prospek inflasi ke depan.

Pergerakan rerata harga berbagai komoditas dunia./dok. Bloomberg

Daging

Memorial Day di AS menandai dimulainya musim memanggang atau barbekyu di luar ruangan secara tidak resmi – yang menyebabkan peningkatan permintaan daging setiap tahunnya.

Margin keuntungan untuk pengepakan daging sapi melampaui margin keuntungan daging babi pada pekan lalu untuk pertama kalinya sejak September. Hal ini karena AS memiliki jumlah babi yang cukup banyak, sementara perusahaan pengepakan harus membayar untuk pasokan ternak yang terbatas.

Keuntungan daging sapi yang lebih fluktuatif ini dapat menantang keuntungan daging babi pada musim barbekyu ini, mengingat orang Amerika pada umumnya lebih suka memanggang steak dan burger dibandingkan dengan daging babi.

Margin daging sapi dan babi di AS./dok. Bloomberg


Minyak

Meskipun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitra-mitranya akan berkumpul secara daring pada 2 Juni untuk membahas pengurangan pasokan, faktor-faktor seperti badai juga dapat memengaruhi pasar minyak mentah.

Musim badai Atlantik tahun ini diperkirakan berada “di atas normal” dengan potensi terjadinya 17 hingga 25 badai dariJuni hingga November, menurut perkiraan terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration.

Hal ini meningkatkan risiko terhentinya produksi terkait cuaca di industri minyak dan gas alam AS. Badai terutama mempengaruhi pasar minyak bumi dengan mengganggu produksi minyak mentah lepas pantai di Teluk Meksiko dan operasi kilang. Badai juga dapat mengurangi produksi gas dari anjungan di teluk.

Badai di AS memengaruhi produksi minyak dunia secara agregat./dok. Bloomberg


Kobalt

China sedang bersiap untuk menimbun 15.000 ton kobalt olahan untuk cadangan negaranya tahun ini karena harga logam baterai berada pada posisi terendah dalam lima tahun terakhir.

Kobalt, yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, merupakan salah satu logam yang dianggap “penting” oleh negara-negara Barat yang berupaya melonggarkan dominasi rantai pasokan China dan menghindari kelangkaan di masa depan.

China menyumbang sekitar empat perlima penyulingan kobalt global. Pembelian yang dilakukan oleh perusahaan penimbun milik negara China dapat berdampak besar terhadap harga komoditas – salah satunya adalah kobalt, yang merosotnya harga kobalt disebabkan oleh lonjakan produksi di Republik Demokratik Kongo dan Indonesia.

Permintaan kobalt dari China./dok. Bloomberg


Energi Terbarukan

Jaringan listrik AS siap mendapat dorongan besar dari energi terbarukan. Total kapasitas pembangkit listrik di negara ini akan melonjak sebesar 80% pada 2035, sebagian besar didorong oleh hampir 1 terawatt tenaga surya dan angin baru, menurut perkiraan BloombergNEF.

Penambahan tenaga surya yang diharapkan sebesar 737 gigawatt adalah lebih dari empat kali lipat total kapasitas terpasang pada akhir tahun lalu, sedangkan 200 gigawatt tenaga angin baru akan meningkatkan dua kali lipat kapasitas turbin negara.

Proyeksi ini muncul ketika perusahaan-perusahaan utilitas berlomba-lomba untuk menghilangkan karbon dari jaringan listrik sambil menambah kapasitas baru untuk memenuhi permintaan energi yang meningkat dari pabrik, kecerdasan buatan, dan kendaraan listrik.

Proyeksi kapasitas pembangkit EBT di AS sampai dengan 2035./dok. Bloomberg

(bbn)

No more pages