“Saat ini fokus kami lebih kepada bagaimana mengembangkan semua proyek yang ada. Tentunya ini akan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi selain daripada dividen tadi. Jadi, saya tidak akan banyak berkomentar tentang dividen,” ungkapnya.
Sebelumnya, MBM akan menawarkan 11 miliar saham baru kepada masyarakat dengan kisaran harga Rp 795 hingga Rp 780. Saham ini setara dengan 10,24% dari modal ditempatkan dan disetor. Nilai nominal atas saham sebesar Rp 100. Dengan demikian, MBM diproyeksikan akan memperoleh maksimal Rp 8,74 triliun dari penawaran umum perdana. Mayoritas dana akan dialokasikan untuk pembayaran utang.
Dalam prospektus disebutkan sekitar 48% dana akan digunakan untuk pembayaran lebih awal untuk seluruh pokok utang yang timbul berdasarkan Perjanjian Fasilitas Berjangka. Nilai utang total US$ 300 juta dan terbagi ke dalam dua pihak, yaitu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) US$ 225 juta. MDKA dan MBMA saling terafiliasi. Kemudian US$ 75 juta adalah utang persepan kepada ING Bank N.V., cabang Singapura (ING Bank).
Sementara terkait dividen, pihak MBM menjelaskan dalam prospektus bahwa perusahaan dapat memberikan usulan pembagian dividen kas sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih tahun buku, mulai tahun 2026 berdasarkan laba bersih tahun buku 2025.
(tar/evs)