Logo Bloomberg Technoz

Namun, Mars Ega menggarisbawahi ekspansi tersebut tidak serta-merta mengindikasikan penarikan Pertalite.

Menurut Mars Ega, hal tersebut merupakan rencana perseroan secara komersial untuk menjual Pertamax Green dengan tingkat research octane number (RON) 95. 

Hal ini juga seiring dengan jumlah permintaan Pertamax Green 95 yang banyak. “Pertamina itu [sebelumnya] tidak punya RON 95 ya, baru Pertamax Green ini. Sehingga secara korporasi kita juga ingin bermain di segmen tersebut.”

“Kita memberikan produk yang lebih baik karena lebih ramah lingkungan Pertamax Green 95. Jadi tidak ada kaitannya [dengan penarikan Pertalite]. Ini menambah varian aja,” ujarnya.

Sebelumnya, Pertamina mengonfirmasi keterlibatannya di Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan; sesuai dengan mandat Keputusan Presiden (Keppres) No. 15/2024.

CEO PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) John Anis mengatakan perseroan bakal berperan dalam menyediakan etanol yang merupakan bahan baku dari bahan bakar bioetanol, yakni Pertamax Green.

Namun, John mengatakan, perseroan masih belum memastikan tingkat research octane number (RON) dari Pertamax Green yang diproduksi dari sumber daya di Merauke, yang nantinya bakal digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) Pertalite atau Pertamax.

“Pemerintah mengharapkan ada bauran dengan etanol, etanol akan disuplai dari kami. Masih kita lihat [RON 95 atau 92] mana yang paling baik. Namun, yang jelas nanti akan dicampur, kita juga masih mikir, 10%, 15% atau 20%? masih kita diskusikan,” ujar John saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (30/4/2024).

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengonfirmasi pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan memang bertujuan untuk menyiapkan bahan baku biofuel pengganti Pertalite atau Pertamax yang bakal mulai digunakan pada 2027.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot mengungkapkan pemerintah saat ini tengah melakukan persiapan lapangan, sehingga target produksi bahan baku tebu untuk bahan bakar berbasis bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa tercapai pada 2027. 

“Penyediaan bioetanol yang berasal dari fermentasi tetes [tebu/molasses] digunakan untuk pengganti Pertamax atau Pertalite. [Bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa digunakan] sesuai dengan rencana produksi di Merauke pada 2027,” ujar Yuliot kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/4/2024).

(dov/lav)

No more pages