Kami melakukan monitoring sampai sejauh ini pemberitaan positif itu jauh lebih banyak dibandingkan berita-berita yang kritis ya saya tidak mau bilang negatif. Secara substansi juga berjalan dengan baik ya tema-tema dibahas dengan baik selama 3 hari ini. Intinya sejauh ini kita menilai lancar dan semoga sampai penutupan sampai tanggal 25 lancar. Dan yang paling penting kita ingin World Water Forum ke-10 di Indonesia ini menghasilkan sesuatu yang konkret yang bermanfaat langsung buat masyarakat .
Tadi Presiden Joko Widodo menyampaikan dalam pidato pembukaan bahwa 70% lebih Indonesia itu adalah air, namun hanya sekian persen yang bisa digunakan. Apakah dalam kegiatan ini akan menyuarakan atau mengajak kepala-kepala daerah untuk melakukan sesuatu hal terkait dengan air?
Jadi World Water Forum ini baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia dan mungkin banyak di antara kita juga, termasuk saya secara personal, yang belum tahu barangkali ada World Water Forum. Kalau Kementerian PUPR pasti sudah tahu.
Nah saya kira ini justru jadi momentum untuk membangun kesadaran kita semua. Untuk membangun kesadaran tentu perlu komunikasi publik. Salah satu tujuan dari komunikasi publik adalah membangun awareness atau kesadaran dan kepedulian yang pada akhirnya akan memunculkan partisipasi publik.
Sejak kita ditunjuk sebagai host untuk World Water Forum ke-10 ini sejak tahun lalu, kita sudah menggalang komunikasi publik, menggaungkan perhelatan World Water Forum ini sembari kita juga menyampaikan kepada publik bagaimana kita peduli dengan air. Kita sampaikan juga contoh-contoh seperti proyek Citarum Harum, kemudian pemulihan Danau Toba, dan Subak. Kita gaungkan kearifan-kearifan lokal yang kita miliki untuk menggugah awareness ataupun kepedulian masyarakat bagi pelestarian air untuk hari ini dan masa depan.
Saya kira sejak World Water Forum ini kita mulai menoleh ke persoalan air. Misalnya tadi misalnya Pak Firdaus Ali Staf Khusus Menteri PUPR malah menghimbau kepada kepala daerah dan calon kepala daerah yang nanti akan bertarung di Pilkada serentak bulan November, untuk jadikan air sebagai isu yang penting dan apa program para calon dalam pengelolaan atau tata kelola air.
Saya kira ya water is politics. Air ini ada kaitan dengan politik. Jadi pengelolaan air atau tata kelola air itu membutuhkan keputusan politik. Jadi saya kira World Water Forum ini menggugah kita semua pemerintah, kepala daerah, Civil Society organization kemudian industri dan bisnis dan juga masyarakat luas.
Kita juga melibatkan para influencer, tokoh masyarakat, seperti Cinta Laura misalnya kita menjadikan dia sebagai communication ambassador untuk mengajak kalangan muda supaya peduli dengan air dan lingkungan.
Cukup menarik karena kaum muda di Indonesia jumlahnya sangat banyak. Bagaimana cara dari kominfo untuk kemudian membangun kesadaran kaum muda soal air?
Kalau kita lihat data generasi z dan generasi milenial ini kan akrab dengan media sosial dan kita tahu media sosial mana yang paling banyak digunakan, misalnya TikTok. Jadi kami sudah bekerja sama dengan seorang Tiktokers, spesial untuk World Water Forum ini, untuk mengkomunikasikan kepada anak-anak muda betapa air ini sangat penting, air ini adalah masa depan mereka dan mari kita sama-sama jaga air.
Bukan hanya kewajiban anak muda yang punya masa depan tadi, tapi kewajiban kita semua. Kita tidak mau mewariskan air yang kotor atau kekeringan. Jadi semua umur harus concern dengan air.
Apa tantangan dalam komunikasi di World Water Forum ke-10?
Saya kira yang kami merasakan kesulitan itu benchmark dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Misalnya yang kesembilan itu di Senegal itu kami tidak cukup mendapatkan informasi seperti apa sih di sana? Berapa banyak wartawan yang hadir? Apakah penyelenggaraan di Senegal bisa dijadikan benchmark karena masih pandemi dan negara Afrika juga. Kita tidak mendapatkan cukup informasi mengenai waktu itu.
Akhirnya kita dapat informasi dari Brazil yang merupakan penyelenggaraan World Water Forum ke-8. Brazil ini relatif ukuran negaranya sama seperti kita, walaupun kita lebih banyak penduduknya tetapi kurang lebih sama. Akhirnya kita jadikan Brazil sebagai benchmark dan kesulitan tadi mulai berangsur-angsur berkurang. Sebab kita harus mengukur berapa besar media center yang harus kita bangun, Berapa banya,k mohon maaf misalnya, meals atau makanan yang harus kita provide. Semua harus kita koordinasikan dengan baik. Kemudian dari media mana saja yang biasanya concern dengan urusan air. Kita mendapatkan sebagian informasi dari penyelenggaraan World Water Forum ke-8 di di Brazil.
Nah itu kesulitan awal tapi begitu kita sudah mendapatkan informasi saya kira ke sininya tidak ada kesulitan Ya tentu ada masalah-masalah kecil dan tugas kita menyelesaikannya.
Luar biasa 7000 lebih peserta dan 800 wartawan. Kemudian juga menjadi menarik adalah kehadiran Elon Musk. Ketika pembukaan juga terlihat bahwa dari World Water Council itu juga mereka agak kaget Elon Musk bisa datang sampai diapresiasi. Bagaimana cara Elon Musk bisa hadir?
Sudah sejak event G20 tahun 2022 kami mengharapkan kehadiran Elon Musk, tapi waktu itu Elon Musk tidak bisa hadir secara langsung dan hanya secara online. Kemudian di World Water Forum ini kami mengundang lagi karena ini sarana instrumen yang bagus juga untuk mengundang beliau dan beliau bersedia, walaupun sebetulnya tidak terlalu berkaitan dengan dunia Elon Musk yakni dunia teknologi.
Tetapi tadi pagi waktu pembukaan kan Elon Musk juga menyampaikan speech saya kira dia punya concern juga tentang lingkungan dan tentang air. Dia menjawab 2 pertanyaan yang memperlihatkan sekali visi dia tentang air dan krisis air. Bagaimana desalinasi mengubah air laut menjadi menjadi air yang bisa kita konsumsi, bisa buat mandi, bisa untuk minum.
Nah ini menjadi momentum memperbesarlah kepedulian Elon Musk terhadap air. Kalau dia sudah punya kepedulian maka forum ini bisa memperbesar lagi. Siapa tahu dia mau melebarkan sayap bisnisnya di bidang air atau bagaimana pengembangan teknologi AI misalnya nya dalam konteks pengolahan atau tata kelola pemanfaatan air. Di setiap kesempatan kan selalu ada peluang.
Kalau kita berbicara tentang Elon Musk tentu kita juga berbicara soal Starling, yang kemarin resmi diluncurkan. Namun tampaknya masih ada beberapa hal yang jadi concern, seperti NOC, customer service dan perpajakan, bisa dijelaskan pak?
Jadi begini jangkauan internet Indonesia baru mencapai 78,19%. Artinya baru 78,19% warga negara Indonesia yang punya akses ke internet. Masih ada 20-an persen yang memiliki akses internet. Mereka umumnya ada di daerah-daerah tertinggal, terdepan dan terluar.
Kita berharap dengan masuknya Elon Musk dengan teknologi satelit low earth orbit bisa lebih cepat mengcover daerah yang belum dapat akses internet. Kita berharap semangatnya adalah bahwa Starling bisa melengkapi yang tadi kurang 20% itu. Kalaupun tidak seluruhnya ya mungkin separuhnya itu saya kira sudah bagus. Maka kita naik pangkat jadi negara yang katakanlah sudah 80 sampai 90% terjangkau internet. Tetapi memang kita harus mengatur keseimbangan kompetisi dengan operator seluler dan operator internet yang lokal. Nah tiga hal tadi yang anda sebutkan misalnya NOC kemudian customer service dan comply terhadap perpajakan itu adalah dalam rangka membentuk fair playing field antara Starling dengan operator lokal begitu.
Kemudian juga kita dorong kerja sama kerja sama. Daripada anda berkompetisi mendingan kolaborasi, misalnya sejak dulu sebelum menjadi Starling Indonesia mereka sudah berkolaborasi dengan Telkomsat, anak perusahaan Telkom
Nah nanti ini Starling akan bekerja sama dengan APJI, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Daripada kita bertanding lebih bagus kita berkawan kerja sama. Kita lakukan untuk mendorong kerjasama B2B. Cuma kalau B2B kan ya urusan mereka masing-masing.
Bagaimana dengan regulasi, apakah mereka sudah memenuhi?
Regulasinya sudah ada lebih dulu dan mereka sudah complu. Misal bahwa dia harus berbadan hukum Indonesia maka dia mendirikan Starling Indonesia, meski dia bisa juga tidak harus mendirikan, dia bisa kerja sama atau dia bisa akuisisi perusahaan Indonesia tapi yang jelas harus berbadan hukum Indonesia.
Dengan berbadan hukum Indonesia maka kita bisa minta NOC harus di sini, supaya perlindungan data, proteksi data itu bisa kita kontrol dan bisa terjaga. Customer service juga harus disini jadi orang tahu kalau ada komplain ke mana.Kalau kantornya di luar atau berbadan hukum bukan Indonesia kan sulit komplain. Kemudian kalau tidak berbadan hukum Indonesia maka sulit akan menarik pajak. Jadi sebetulnya masuknya Starlink itu comply dengan regulasi kita termasuk dalam regulasi Ketenagakerjaan, harus ada berapa persen persen orang Indonesia. Jadi tujuan investasi kan itu, agaimana bisa menyerap tenaga kerja.
Saat ini Starlink telah bekerja sama dengan Kemenkes dalam penyediaan internet Puskemas, apakah ke depan akan bekerja sama dengan kementerian lain, misalnya untuk dunia pendidikan?
Iya betul sekali. Jadi selain dengan Starling kita sudah punya satelit Satria Satu yang diluncurkan pada 2023. Satelit ini murni untuk pelayanan publik. Kalau Starlink selain untuk pelayanan publik juga untuk komersil. Pelayanan publiknya juga tidak gratis, tetap harus bayar namun murah.
Ceritanya Pak Menkes itu pernah bertemu Elon Musk di Amerika dengan Pak Luhut. Salah satu yang diminta Pak Menkes Ini kan untuk pelayanan publik, jangan mahal-mahal dong tarifnya. Jadi harganya bisa turun.
Tapi kita ingin juga memperluas jangkauan misalnya di sekolah untuk daerah-daerah 3T tadi kemudian kantor-kantor Desa kemudian pos polisi atau pos TNI di perbatasan. Jadi diperluas lagi Kalau satelit Satria satu murni untuk pelayanan publik dan tidak komersil tapi kan juga perlu ongkos untuk mengoperasikannya, misal genset, litrik dan lain-lain yang perlu ada cost sharing.
Kita kembali ke World Water Forum ke-10 sebetulnya goals atau highlight apa yang paling ingin ditonjolkan oleh kominfo dari acara ini?
Nomor satu, yang penting bagi kita adalah yang namanya perhelatan World Water Forum ini teramplifikasi mendapat gaung yang besar di Indonesia dan dunia. Di tingkat keduanya kami berharap masyarakat jadi peduli terhadap perhelatan ini karena ada manfaatnya buat rakyat.
Nah ketiga, mungkin rakyat akan berpartisipasi misalnya teladan menggunakan air dengan baik seperti yang dicontohkan Pak Menteri Pariwisata Pak Uno. Kalau minum itu jangan disisakan karena setetes air itu sangat berharga. Masyarakat bisa berpartisipasi langsung dalam merawat ataupun menjaga air. ya begitu Jadi ada resiprokal karena masyarakat mendapatkan manfaat dari investasi di bidang air yang mencapai US$9,6 miliar tapi di sisi lain masyarakat juga harus concern untuk merawat air. Tugas kominfo adalah melakukan literasi air supaya masyarakat tahu bagaimana menggunakan air secara baik.
Kalau untuk keluar negeri apa goals Kominfo?
Dari sisi geopolitik ini kan bagian dari diplomasi. Karena itu di World Water Forum ke-10 ini lahir istilah hydro diplomacy atau diplomasi air. Salah satu hasil hydro diplomacy itu adalah Ministerial Declaration.
Kemudian yang lain-lain misalnya undang investor asing masuk itu kan juga komunikasi ke luar negeri. Yang lebih penting adalah bagaimana negara-negara maju ini concern untuk menciptakan akses air yang inklusif. Kita mendorong inisiatif bagaimana ada tata kelola terintegrasi untuk penyediaan air di pulau-pulau kecil. Nah itu nomor satu.
Nomor dua saya kira ini juga penting bagi image Indonesia di mata dunia. Dalam 3 hari penyelenggaraan World Water Forum ini kan kita sudah banyak mendapat pujian misalnya yang pertama di Balinese Water Purification Ceremony, Presiden World Water Council Loin Fauchon mengatakan ini yang paling hebat selama 10 kali penyelenggaraan.
Kemudian tadi malam pada gala dinner juga spektakuler dapat banyak pujian. Saya mendengar langsung dari seorang delegasi dari Mesir, this is beautiful katanya begitu.
Apalagi kita ada tiga kelebihan. Kelebihan pertama inilah KTT atau High Level Meeting di World Water Forum pertama, kemudian ada Ministerial Declaration pertama dan yang ketiga Concrete Deliverable jadi mudah-mudahan itu bisa membentuk image ataupun citra positif Indonesia di mata dunia.
Terakhir, tawaran apa yang dibawa Indonesia ke dalam World Water Forum ini?
Pertama, penetapan Hari Danau Sedunia, ini kita dorong agar PBB memutuskan bahwa ada tanggal yang jadi hari Danau sedunia ya
Kemudian yang kedua, kita punya inisiatif untuk pengelolaan yang terintegrasi akses air di negara-negara pulau. Kemudian yang ketiga adalah dibangunnya center of excellent untuk pengelolaan air. Nah sekurang-kurangnya tiga hal itu.
Yang keempat barangkali kalau mau dimasukkan, kita mau mendorong adanya Global fund untuk pengelolaan air. Tadi yang saya sampaikan water is politic, kita mendorong setiap negara untuk sepenuhnya menyadari bahwa pengelolaan air ini membutuhkan keputusan politik, keputusan politik parlemen. Makanya ada International Parlement Union dalam acara ini.
Simak selengkapnya di video berikut ini:
(dba)