Logo Bloomberg Technoz

BI: PDB Global Rawan Anjlok 14% pada 2050 Akibat Perubahan Iklim

Wike Dita Herlinda
30 March 2023 16:25

Masyarakat peduli global warming (Sumber: Bloomberg)
Masyarakat peduli global warming (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Nusa Dua — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) global berisiko terkoreksi 11%—14% pada 2050, apabila negara-negara dunia tidak merealisasikan komitmen transisi energi.

Menurutnya, perubahan iklim telah menjelma sebagai risiko serius terhadap pertumbuhan ekonomi global hingga pertengahan abad ini. Bahkan, dia menyebut dampak dari isu lingkungan ini akan lebih masif ketimbang efek pandemi Covid-19.

“Jika tidak diantisipasi sedini mungkin, magnitude dampak perubahan iklim—dengan [asumsi] akselerasi pemanasan global seperti saat ini—dapat mengikis PDB global antara 11%—14% pada pertengahan abad ini,” ujarnya di sela seminar tingkat tinggi bertajuk The Role of Central Bank in Aligning Climate Transition, yang merupakan bagian dari rangkaian pertemuan Asean Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) di Nusa Dua, Bali, Kamis (30/3/2023). 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di sela seminar From ASEAN to the world : Payment System in Digital Era di Nusa Dua, Bali, Selasa (28/3/2023).

Jika negara-negara dunia dapat memenuhi komitmen Paris Agreement, lanjutnya, laju penurunan PDB global dapat direm sekitar 4% hingga pertengahan abad ini. Namun, dia tidak menampik upaya tersebut akan menelan biaya yang sangat besar. 

BI telah menerbitkan sejumlah kebijakan makroprudensial untuk menarik pendanaan transisi energi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo

Mengutip catatan Kementerian Keuangan, total kebutuhan Indonesia untuk pendanaan transisi energi menembus Rp 4.002 triliun atau sekitar US$ 281 miliar sampai dengan 2030. Akan tetapi, belanja kumulatif dari anggaran fiskal dan bank sentral sampai dengan 2021 baru mencapai Rp 313 triliun atau 8% dari total investasi yang dibutuhkan.