Logo Bloomberg Technoz

Menurut perkiraan bank dunia, hampir setengah juta pekerjaan telah hilang sejak dimulainya perang pada Oktober, dengan lebih dari 200.000 di antaranya berada di Jalur Gaza.

Di sisi lain, 148.000 lainnya disebabkan oleh pekerja dari Tepi Barat yang kehilangan akses untuk bekerja di Israel. 
Sebanyak 144.000 posisi lainnya telah dihilangkan di Tepi Barat. 

“Karena meningkatnya kekerasan dan dampaknya terhadap rantai pasokan, kapasitas produksi, dan kemampuan pencari nafkah untuk mengakses tempat kerja mereka,” kata lembaga tersebut.  

Produk domestik bruto perekonomian Palestina diperkirakan mengalami kontraksi antara 6,5% dan 9,4% tahun ini, bergantung pada tingkat keparahan dan durasi konflik di Gaza dan perubahan kebijakan Israel di Tepi Barat.

Israel memperluas operasi militer di Rafah, dengan mengatakan satu juta warga sipil kini telah pindah dari kota di Gaza selatan. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan mengizinkan warga sipil untuk mengungsi sebelum serangan darat dilakukan di kota tersebut, yang digambarkan Israel sebagai benteng terakhir para pemimpin dan pejuang Hamas, serta tempat para sandera ditahan. 

Banyak sekutu Israel yang mendesak negara Yahudi tersebut untuk menyetujui gencatan senjata, dengan mengatakan bahwa kondisi di daerah di mana warga sipil diminta untuk pindah ke tenda di utara Rafah.

Konflik dimulai ketika pejuang Hamas menyerbu Israel selatan dari Gaza, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. 

Sejak itu, serangan udara dan darat Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 35.000 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa.

Pendapatan per kapita Gaza menurun ke tingkat terendah yang pernah tercatat tahun lalu, dengan PDB per kapita turun 28% per tahun menjadi lebih dari US$1.000.

Menurut laporan Bank Dunia hampir setiap warga Gaza saat ini miskin. “Setidaknya satu dari empat warga Gaza mengalami bencana kelaparan, dan 95% penduduknya menderita kerawanan pangan,” kata laporan Bank Dunia.

(bbn)

No more pages