Pemegang waralaba di negara-negara lain dengan populasi Muslim yang besar juga mengikuti langkah ini, dengan beberapa perusahaan mengeluarkan pernyataan publik untuk menekankan netralitas politik mereka.
"Semua orang terkena dampaknya, ini adalah sesuatu yang tidak disadari oleh banyak orang, tidak hanya merek-merek Barat, semua orang terkena dampak konflik pasca-7 Oktober," Brandon Guthrie, salah satu pendiri dan mitra umum di Shatranj Capital Partners, mengatakan dalam sebuah podcast dengan Analis Senior Bloomberg Intelligence, Michael Halen.
Namun, dampak terhadap McDonald's dan Starbucks secara signifikan lebih tinggi karena mereka lebih terekspos ke Mesir, Yordania, dan Maroko, kata Guthrie.
Meskipun McDonald's Corp tidak mengungkapkan berapa kerugian yang ditimbulkan oleh boikot-boikot ini terhadap perusahaan selama kuartal keempat, CEO-nya, Chris Kempczinski, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Februari bahwa "dampak yang paling terasa adalah di Timur Tengah, dan juga di negara-negara Muslim seperti Indonesia dan Malaysia.
Beberapa waralaba KFC di Asia Tenggara juga tidak luput dari aksi boikot. Lebih dari 100 gerai KFC di Malaysia terpaksa ditutup untuk sementara waktu. Operator Malaysia, QSR Brands (M) Holdings Bhd mengimbau basis konsumen Muslim yang besar bahwa mereka memiliki lebih dari 18.000 anggota tim di negara tersebut, di mana sekitar 85% di antaranya adalah Muslim.
Di Pakistan, merek-merek air dan minuman ringan lokal di beberapa toko kelontong diberi ruang rak yang menonjol dan lebih disukai daripada Coca-Cola dan Pepsi, yang telah menjadi minuman populer di negara ini selama beberapa dekade. Beberapa poster beredar di kalangan warga Pakistan yang mencap perusahaan-perusahaan multinasional besar, termasuk kedua merek minuman AS tersebut, sebagai produk yang terkait dengan Israel.
Produsen kaleng untuk Pepsi dan Coca-Cola mengalami penurunan penjualan sebesar 11% pada kuartal yang berakhir 31 Maret, sebagian disebabkan oleh "berkurangnya permintaan domestik" akibat reaksi terhadap kerusuhan di Timur Tengah, Pakistan Aluminium Beverage Cans Ltd mengatakan dalam laporan kuartalannya.
Sama seperti di Asia dan Timur Tengah, Afrika Utara juga telah menjadi panggung boikot dengan konsekuensi yang nyata. Gerai perdana KFC di Aljazair ditutup sementara di tengah-tengah protes nasional pada April, menurut sebuah laporan di Arab News.
Di Eropa, di mana opini publik kurang homogen, dampak boikot lebih sulit dipastikan. AmRest Holdings SE yang terdaftar di Warsawa, salah satu operator makanan cepat saji terbesar di Eropa dengan merek-merek seperti Burger King, KFC, dan Pizza Hut, mengatakan dalam laporan kuartal pertamanya bahwa perang di Timur Tengah dapat "memengaruhi kepercayaan konsumen, mengubah kecenderungan mereka untuk mengonsumsi dan cara mereka mengonsumsi," meskipun tidak menjelaskan secara rinci bagaimana ketidakpastian ini sejauh ini berdampak pada kinerja.
Salah satu negara Eropa yang mengalami dampak yang "cukup berarti" adalah Prancis, menurut CEO McDonald's Kempczinski. Penurunan penjualan "sangat bergantung pada lokasi restoran dan apakah restoran tersebut berada di wilayah Muslim," ujarnya.
Meskipun "semua orang berada dalam garis tren yang mulai pulih," McDonald's dan Starbucks mungkin memerlukan waktu hingga akhir tahun untuk pulih karena kemundurannya lebih besar bagi mereka, ujar Guthrie.
(bbn)