Ekonomi Kelas Menengah Sepertinya Bakal Lebih Berat pada 2025
Tim Riset Bloomberg Technoz
24 May 2024 13:50
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kinerja konsumsi rumah tangga kelas menengah di Indonesia yang mengalami tekanan sejak tahun lalu terutama akibat lonjakan harga barang kebutuhan pokok, terlihat masih tertekan saat ini dan kemungkinan akan menghadapi tantangan yang kian berat pada 2025 mendatang.
Berdasarkan indikator dari beberapa data yang tersedia, kondisi keuangan kelas menengah di Indonesia saat ini, terutama kelas menengah bawah yang ditaksir jumlahnya lebih dari 100 juta orang, terlihat semakin defensif atau dalam mode bertahan dengan memfokuskan konsumsi pengeluaran pokok seperti makanan dan minuman. Sementara konsumsi barang sekunder atau tersier seperti pakaian, sepatu, rekreasi dan lain-lain, cenderung kian melemah.
Pola konsumsi defensif dalam kacamata makroekonomi bisa menjadi salah satu indikasi tekanan daya beli tengah dialami masyarakat. Dalam konteks terkini, dampak terlihat lebih besar pada kelas menengah.
Indikator Mandiri Spending Index yang mengukur laju belanja tiap kelompok konsumen di Indonesia, mencatat, kelas menengah membukukan penurunan indeks MSI menjadi 122,2 pada Mei. Sedangkan pada saat yang sama, indeks tabungannya juga turun ke 94,2. Penurunan indeks tabungan kelas menengah, merujuk pada konsumen dengan nilai tabungan rata-rata Rp1 juta hingga Rp10 juta, sudah berlangsung sejak November tahun lalu.
Hal berbeda terjadi pada kelas bawah dan kelas atas. Konsumen kelas bawah, konsumen rata-rata dengan tabungan di bawah Rp1 juta, justru mencatat kenaikan indeks tabungan bersamaan dengan kenaikan konsumsi. Pengucuran bantuan sosial yang masif diduga telah membantu ketahanan kelas ini. Adapun kelas atas, konsumen dengan nilai tabungan di atas Rp10 juta, indeks tabungan masih naik ketika indeks belanjanya mulai turun setelah punck perayaan Lebaran berakhir.