Logo Bloomberg Technoz

Covid-19 varian FLiRT merupakan salah satu varian terbaru dari virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit Covid-19. Nama FLiRT merupakan singkatan dari "Fast-spreading, Linked to Receptor-binding domain, and Threonine mutation" yang merujuk pada karakteristik khusus varian ini.

Varian FLiRT pertama kali terdeteksi pada awal tahun 2024 dan telah menunjukkan peningkatan dalam hal penularan dan kemampuan menghindari respons imun tubuh.

Karakteristik Khusus FLiRT

FLiRT memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dibandingkan varian-varian sebelumnya. Mutasi pada bagian spike protein, khususnya pada domain pengikat reseptor (RBD), meningkatkan efisiensi virus dalam menginfeksi sel manusia.

Salah satu mutasi signifikan pada varian ini adalah perubahan pada posisi asam amino threonine di spike protein. 

Mutasi ini diyakini meningkatkan kemampuan virus untuk menempel pada sel inang dan menghindari deteksi oleh sistem imun.

Varian FLiRT memiliki beberapa mutasi yang memungkinkan virus menghindari sebagian respons imun tubuh, baik dari infeksi alami maupun vaksinasi. Hal ini berpotensi menyebabkan infeksi ulang pada individu yang sebelumnya telah sembuh atau yang telah divaksin.

Berdasarkan data dari CDC, varian ini, khususnya subvarian KP.2, kini menyumbang sekitar 25% dari total kasus Covid-19 di AS, menjadikannya varian dominan saat ini. FLiRT muncul karena mutasi pada spike protein virus, yang meningkatkan kemampuan virus untuk menular dan menghindari sistem imun tubuh.

Menurut data terbaru, CDC saat ini sedang mengawasi Covid-19 varian KP.2 dan KP.1.1 yang terkadang disebut FLiRT dalam pengawasan air limbah. Pengawasan ini dilakukan untuk memahami potensi dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

Gejala Covid-19 Varian FLiRT

Menurut CDC, saat ini tidak ada indikator bahwa KP.2 akan menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan jenis virus lainnya. Badan tersebut mengatakan akan terus memantau penularan virus di masyarakat dan bagaimana kinerja vaksin terhadap jenis ini.

Gejala Umum FLiRT

Varian FLiRT dilaporkan memiliki gejala yang mirip dengan JN.1 yang meliputi:

1. Demam atau Menggigil

2. Batuk

3. Sakit Tenggorokan

4. Hidung Tersumbat atau Meler

5. Sakit Kepala

6. Nyeri Otot

7. Sulit Bernafas

8. Kelelahan

9. Hilangnya Rasa atau Bau Baru

10. Brain Fog (Kesulitan Fokus dan Konsentrasi)

11. Gejala Gastrointestinal (Sakit Perut, Diare Ringan, Muntah)

CDC mencatat bahwa daftar tersebut tidak mencakup semua kemungkinan gejala dan gejala dapat berubah seiring dengan varian baru serta dapat bervariasi pada setiap orang. Secara umum menurut CDC, penderita COVID-19 memiliki gejala yang beragam, mulai dari penyakit ringan hingga berat. Gejala mungkin muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar.

Tingkat Risiko Covid-19 Varian FLiRT dengan Varian Lainnya

Menurut Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, ada beberapa kondisi yang menentukan apakah seseorang dapat lebih kebal terhadap Covid-19 varian FLiRT, yakni jenis varian yang menjangkit sebelumnya.

Perlindungan dari Varian JN.1

Infeksi JN.1 maka potensi terlindungi dari seluruh Covid-19 varian FLiRT akan lebih tinggi. Sebab, JN.1 dan FLiRT hanya memiliki perbedaan pada satu atau dua perubahan asam amino, sehingga masih banyak tempat lain yang dapat diikat oleh antibodi. Namun, jika Anda terjangkit varian yang 'lebih tua' dari JN.1 maka perlindungan terhadap FLiRT yang diperoleh tidak begitu besar.

Dengan demikian, masyarakat dunia tetap harus berwaspada karena varian FLiRT ini berpotensi menimbulkan lonjakan kasus pada musim panas ini. Meskipun gelombang masih tergolong lebih kecil, risiko tinggi varian FLiRT tetap mengintai kelompok yang lebih rentan, seperti lansia dan penderita komorbid.

(red/spt)

No more pages