"Indonesia menyiapkan dana US$455 juta untuk subsidi penjualan sepeda motor listrik. Subsidi tersebut mencakup penjualan 800.000 sepeda motor listrik baru dan konversi 200.000 sepeda motor bermesin pembakaran," ujar Dadan.
Dadan mengatakan, untuk mendukung terbentuk ekosistem kendaraan listrik, pemerintah juga memperbanyak pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU). Adapun, permintaan SPKLU diproyeksikan mencapai 32.000 unit pada 2030.
Seiring dengan pengembangan stasiun pengisian daya umum, Dadan mengatakan, ketersediaan pengisi daya di rumah juga sama pentingnya untuk menciptakan infrastruktur pengisian daya yang komprehensif.
Untuk memfasilitasi pengisian daya di rumah, Dadan mengatakan, PT PLN (Persero) menawarkan insentif seperti harga khusus untuk peningkatan sistem kelistrikan dan potongan tarif untuk pengisian daya semalaman.
“Langkah-langkah ini dirancang untuk mendorong lebih banyak penduduk untuk mengadopsi kendaraan listrik dengan membuat pengisian daya menjadi nyaman dan hemat biaya,” ujar Dadan.
Selain berfokus pada elektrifikasi angkutan jalan penumpang, pemerintah juga mengakui kontribusi signifikan angkutan jalan raya terhadap emisi CO2 di Indonesia.
Dengan demikian, pemerintah saat ini sedang mengembangkan standar penghematan bahan bakar untuk kendaraan berat, sebagai kunci untuk menurunkan emisi dalam jangka pendek dan menengah.
"Untuk lebih mengurangi emisi transportasi, tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan 11,8 juta ton biodiesel seiring dengan peluncuran campuran 35% minyak sawit untuk biodiesel atau dikenal sebagai B35. Program ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2," tutup Dadan.
(dov/wdh)