Terkait dengan hal itu, Gatot mengatakan kemungkinan ada 3 alasan keterlambatan layanan Garuda dalam penerbangan haji tahun ini. Pertama, teknis. Kedua, operasional. Ketiga, faktor lain seperti masalah cuaca atau bencana alam.
“Jadi bukan karena maskapainya saja, tetapi juga berkaitan dengan bandara, slot penerbangan, penanganan penumpang, dan lain-lain. Selain itu, keterlambatan juga sifatnya berkesinambungan. [...] Jadi kalau kemarin pesawat Garuda ada yang rusak jadi telat berangkat, itu juga bisa mengakibatkan keterlambatan beruntun.”
Untuk maskapai Saudia —sebagai national flag carrier Arab Saudi— Gatot mengatakan penumpangnya memang mendapatkan layanan lebih.” Jadi seharusnya mereka tidak telat, kalau telat itu yang seharusnya dipertanyakan.”
Dia pun mengatakan sampai saat ini, belum ada maskapai domestik selain Garuda yang melayani penerbangan haji. Beberapa tahun lalu, pernah ada rencana untuk menambahkan maskapai lain, tetapi wacana itu gugur di tengah jalan.
“Untuk maskapai asing, sebaiknya jangan, karena ini adalah hajatan nasional, juga untuk pembuktian bahwa maskapai kita mampu melayani penerbangan haji. Maskapai asing pun belum tentu mampu melayani penerbangan haji seperti Garuda,” ujarnya.
Perbaikan
Ke depannya, Gatot menilai pemerintah perlu menyelidiki terlebih dahulu penyebab keterlambatan penerbangan haji oleh Garuda. Apakah memang terkait maskapai, bandara, atau slot penerbangan, dan apakah masalahnya di Indonesia atau di Arab Saudi.
Pemerintah juga disarankan untuk justru membantu Garuda melakukan pendekatan kepada pemerintah dan otoritas penerbangan Arab Saudi agar mendapatkan layanan yang baik sehingga keterlambatan bisa ditekan.
“Garuda sendiri juga harus punya komitmen untuk selalu meningkatkan layanannya. Apalagi untuk penerbangan haji ini kan unik. Baik dari sisi waktu, frekuensi penerbangan hingga penumpang yang diangkut. Jemaah haji yang bermacam-macam, bahkan ada yang sama sekali belum pernah naik pesawat,” kata Gatot.
Kementerian Agama (Kemenag) sebelumnya melakukan evaluasi satu pekan penerbangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci. Dalam catatan evaluasi mereka, maskapai Garuda menjadi salah satu yang melakukan keterlambatan penerbangan haji.
Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie menyebut dalam rentang waktu pemberangkatan jemaah haji Indonesia sejak penerbangan pertama pada 12 Mei 2024 di seluruh embarkasi total sebanyak 152 kloter telah diberangkatkan. Meski begitu, dia menyebut presentasi keterlambatan garuda selama sepekan ini justru mencapai 47,5%.
"Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan, ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan harus diperbaiki," kata Anna.
Pada saat yang sama, Saudia Airlines juga mengalami keterlambatan pemberangkatan hingga 18,06% dari total 72 penerbangan dalam melayani pemberangkatan Haji 2024.
Adapun, total keterlambatan Saudia Airlines mencapai 4 jam 7 menit dengan total keterlambatan terlama dalam penerbangannya selama 47 menit.
(prc/wdh)