Dalam kaitan itu, Irfan mengatakan perseroan tidak berusaha untuk menutupi keterlambatan yang terjadi, melainkan melibatkan semua pihak untuk mengetahui penyebab dan upaya yang dilakukan.
“Salah satunya yang kita lakukan, kita mengalokasikan dua pesawat berbadan besar untuk memastikan bahwa seluruh jamaah yang berangkat ke Tanah Suci itu terbawa,” ujar Irfan.
Selain itu, Irfan memastikan bahwa perseroan tengah melakukan perbaikan terhadap pesawat yang memiliki percikan api tersebut dan diharapkan bisa selesai dalam waktu dekat.
“Itu pesawat [pengganti] dengan kapasitas 450 penumpang, ya kita harus pakai dua pesawat reguler kita. itu mengakibatkan 100 jadwal penerbangan terdampak,” ujar Irfan.
Kementerian Agama sebelumnya melakukan evaluasi satu pekan penerbangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci. Dimana dalam catatan evaluasi mereka, maskapai penerbangan Garuda Indonesia menjadi salah satu yang melakukan keterlembatan penerbangan haji.
Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie dalam rentang waktu pemberangkatan jemaah haji Indonesia sejak penerbangan pertama pada 12 Mei 2024 di seluruh embarkasi total sebanyak 152 kloter telah diberangkatkan. Meski begitu, dia menyebut presentasi keterlambatan garuda selama sepekan ini justru mencapai 47,5%.
"Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan, ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan harus diperbaiki," ungkap Anna dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (21/5/2024).
-- Dengan asistensi Sultan Ibnu Affan
(dov/wdh)