Logo Bloomberg Technoz

Anirban mengakui, persaingan di industri sepatu Indonesia cukup ketat, terutama dari merek-merek global dan lokal yang menawarkan produk dengan harga dan kualitas yang beragam. Selain itu, perubahan tren fashion yang cepat menjadi tantangan perusahaan untuk mengedepankan inovasi produk.

Seiring membaiknya kondisi ekonomi di tahun-tahun mendatang, kata dia, perusahaan bertujuan untuk mempromosikan lebih banyak desain fashion dan produk-produk baru untuk industri sepatu. 

“Untuk rencana strategis ke depan, Bata fokus meningkatkan kualitas produk serta menerapkan right pricing strategy terhadap setiap produk,” ucap Anirban. 

Di samping itu, Bata terus berupaya memaksimalkan penjualan lewat e-commerce dan omni-channel. Termasuk memaksimalkan kampanye pemasaran pada perayaan hari besar agama dan back to school.

Jika menilik laporan keuangannya sepanjang 2023, BATA sendiri mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp190,2 miliar. Angka ini membengkak 79,66% dari rugi tahun sebelumnya yang sebesar Rp105,9 miliar.

Kerugian itu, tak lain juga disebabkan oleh penjualan neto yang menyusut menjadi sebesar Rp609,6 miliar dari sebelumnya, Rp643,4 miliar.

Bukan hanya 2023, BATA sendiri tercatat telah membukukan kerugian sejak 2020. Pada tahun tersebut, BATA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp177,7 miliar. Rugi membengkak hampir enam kali lipat dari tahu sebelumnya yang sebesar Rp23,4 miliar.

Kemudian, pada 2021, meski menurun, BATA tetap masih mencatatkan kerugian bersih sebanyak Rp51,2 miliar. Lalu, pada 2022, rugi BATA kembali membengkak 106,85% menjadi Rp105,9 miliar.

(mfd/dhf)

No more pages