Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengungkapkan akan fokus pada empat strategi utama yang akan diimplementasikan perseroan guna meningkatkan kinerja keuangan pada 2024. 

Hal ini dilakukan untuk mendorong efisiensi dalam aspek operasional perusahaan. Langkah tersebut didukung dengan pengawasan yang komprehensif terhadap upaya pengendalian biaya-biaya.

Sebelumnya, pada 30 April 2024 BATA telah menutup pabriknya yang berada di kawasan Purwakarta, Jawa Barat. Penutupan pabrik produsen sepatu ternama di Indonesia itu imbas dari sulit pulihnya permintaan pasar dan penjualan setelah diterpa badai selama pandemi Covid-19.

Presiden Direktur PT Sepatu Bata Tbk (BATA) Anirban Asit Kumar Ghosh mengatakan, ada empat strategi utama BATA yakni pertama melakukan efisiensi atas biaya-biaya yang dikeluarkan. Kedua meningkatkan kualitas pelayanan pada setiap toko. Ketiga melakukan promosi penjualan untuk meningkatkan penjualan. Keempat melakukan penguatan penjualan secara online melalui aplikasi pihak ketiga dan Bata website. 

“Dengan menerapkan strategi yang tepat dan aplikatif, Bata yakin mampu memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan-tantangan bisnis untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Anirban dalam laporan tahunan berkelanjutan dikutip Kamis (23/5/2024). 

Anirban mengakui, persaingan di industri sepatu Indonesia cukup ketat, terutama dari merek-merek global dan lokal yang menawarkan produk dengan harga dan kualitas yang beragam. Selain itu, perubahan tren fashion yang cepat menjadi tantangan perusahaan untuk mengedepankan inovasi produk.

Seiring membaiknya kondisi ekonomi di tahun-tahun mendatang, kata dia, perusahaan bertujuan untuk mempromosikan lebih banyak desain fashion dan produk-produk baru untuk industri sepatu. 

“Untuk rencana strategis ke depan, Bata fokus meningkatkan kualitas produk serta menerapkan right pricing strategy terhadap setiap produk,” ucap Anirban. 

Di samping itu, Bata terus berupaya memaksimalkan penjualan lewat e-commerce dan omni-channel. Termasuk memaksimalkan kampanye pemasaran pada perayaan hari besar agama dan back to school.

Jika menilik laporan keuangannya sepanjang 2023, BATA sendiri mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp190,2 miliar. Angka ini membengkak 79,66% dari rugi tahun sebelumnya yang sebesar Rp105,9 miliar.

Kerugian itu, tak lain juga disebabkan oleh penjualan neto yang menyusut menjadi sebesar Rp609,6 miliar dari sebelumnya, Rp643,4 miliar.

Bukan hanya 2023, BATA sendiri tercatat telah membukukan kerugian sejak 2020. Pada tahun tersebut, BATA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp177,7 miliar. Rugi membengkak hampir enam kali lipat dari tahu sebelumnya yang sebesar Rp23,4 miliar.

Kemudian, pada 2021, meski menurun, BATA tetap masih mencatatkan kerugian bersih sebanyak Rp51,2 miliar. Lalu, pada 2022, rugi BATA kembali membengkak 106,85% menjadi Rp105,9 miliar.

(mfd/dhf)

No more pages