“Sangat sulit bagi Shanxi (daerah penghasil batu bara di China) untuk memproduksi 1,3 miliar ton seperti yang ditargetkan pada tahun ini. Akibatnya, produksi secara keseluruhan akan terpengaruh,” ungkap Li dalam sebuah seminar, seperti diwartakan Bloomberg News.
Produksi batu bara. lanjut Li, akan terkendala faktor pemeriksaan keamanan di sejumlah tambang, mengingat insiden yang merenggut korban jiwa akhir-akhir ini.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara setia menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 86,52.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang berada di posisi bullish. Namun perlu menjadi catatan, RSI di atas 70 juga merupakan sinyal jenuh beli (overbought).
Posisi overbought terkonfirmasi dengan indikator Stochastic RSI yang sudah mencapai 100. Sudah maksimal, sangat jenuh beli.
Oleh karena itu, harga batu bara berisiko terpangkas. Target support terdekat ada di US$ 138/ton. Jika tertembus, maka US$ 133/ton bisa menjadi target berikutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 145/ton. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga batu bara naik ke arah US$ 156/ton.
(aji)