Logo Bloomberg Technoz

Golnar Motevalli - Bloomberg News

Bloomberg, Puluhan pejabat asing menghadiri pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Rabu (22/05/2024). Di antaranya menteri luar negeri Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain yang bertemu dengan para pemimpin Hamas dan Hizbullah. 

Di samping mereka, hadir juga perwakilan Houthi Yaman dan Taliban Afghanistan, serta mantan ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Daftar tamu tersebut menunjukkan betapa kerasnya upaya Iran untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Arab besar, meskipun mereka tetap menjadi sekutu penting AS yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel atau mungkin akan melakukannya. Upacara pemakaman Raisi bahkan merupakan kunjungan pertama presiden Tunisia ke Iran sejak Revolusi Islam, dan kemunculan menteri luar negeri Yordania dan Mesir yang sangat langka.

Sebelum Raisi terpilih sebagai presiden pada 2021, pemerintahan Iran dipimpin oleh seorang presiden moderat yang ingin memperbaiki hubungan dengan negara-negara barat dan mengurangi ketergantungan dengan investasi China. Kini, hal tersebut telah berubah meskipun ketegangan meningkat antara Iran di satu sisi, dan dengan Israel dan AS di sisi lain.

Iran telah bekerja keras untuk menetralkan efektivitas rezim sanksi komprehensif yang diberlakukan kembali di bahwa kepemimpinan Trump dan ditambah lagi oleh pemerintahan Biden. Banyak negara di kawasan ini bersedia untuk bekerja sama, meskipun hal itu bertentangan dengan keinginan AS.

Video dari upacara pemakaman pada Selasa (21/05/2024) di Teheran menunjukkan puluhan ribu orang berkumpul untuk menyampaikan belasungkawa pada Raisi, yang tewas bersama menteri luar negeri Iran dan pejabat lain dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei. Di antara mereka yang hadir adalah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Naim Qassem, wakil pemimpin Hizbullah.

Terdapat beragam laporan terkait jumlah negara yang mengirimkan wakilnya untuk menghadiri pemakaman Raisi. Pejabat dari Qatar, Irak, Pakistan, Azerbaijan, Belarus, Uzbekistan, dan banyak negara lainnya hadir. Rusia dan China, dua negara yang telah meningkatkan hubungan dengan Iran di tengah isolasi AS, mengirim pejabat tingkat rendah ke upacara tersebut. Hal ini mungkin merupakan sinyal bahwa mereka mengetahui kekuatan Iran sebenarnya ada pada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei, yang memimpin doa di pemakaman Raisi.

Pemakaman seperti itu, seperti halnya pelantikan, sering kali merupakan pertunjukan politik dan diplomatik yang rumit. Negara-negara sering kali berusaha menunjukkan empati mereka terhadap warganya, sekaligus berupaya menghindari tindakan atau pernyataan apa pun yang menyiratkan bahwa mereka mendukung keputusan pemimpin tersebut.

AS menghadapi dilema seperti itu terkait kematian Raisi. Dia mengawasi tindakan brutal terhadap protes yang dipicu setelah seorang perempuan muda meninggal dalam tahanan polisi, dan mengawasi apa yang dikatakan Amnesty International sebagai penghilangan dan eksekusi ribuan pembangkang politik pada 1980-an.

Namun, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan yang menyatakan "belasungkawa reswmi" atas kematian tersebut. Pesan itu ditujukan kepada rakyat Iran, bukan kepada rezim itu sendiri. Dalam kesaksiannya di kongres pada Selasa, Menteri Luar Negeri Antony Blinken memperjelas posisi AS.

"Mengingat tindakan mengerikan yang dia lakukan sebagai hakim dan presiden, dan fakta bahwa dia tidak bisa lagi terlibat dalam tindakan tersebut, ya, rakyat Iran mungkin lebih baik tanpanya," kata Blinken menanggapi pertanyaan dari seorang anggota parlemen. "Kami jelas tidak berduka atas kematiannya."

Pemerintah AS hampir tidak memiliki kontak langsung dengan Iran sejak mantan Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir pada 2018. Tidak ada pejabat AS yang menghadiri upacara pada Selasa.

(bbn)

No more pages