Begitu juga bursa di kawasan ASEAN, seperti di Filipina, Malaysia juga Singapura bergerak menguat pagi ini.
Pergerakan saham Asia yang bervariasi tidak mengikuti laju indeks harga saham di Wall Street yang ditutup melemah tadi malam.
Bila bursa saham Indonesia buka hari ini, ada potensi IHSG akan dibuka melemah sejurus dengan potensi pelemahan rupiah ke Rp16.000-an/US$. Mengacu pada pasar offshore, kontrak NDF rupiah pagi ini bergerak melemah di Rp16.049-Rp16.055/US$.
Level itu lebih lemah dibanding posisi penutupan pasar spot kemarin di Rp15.995/US$, memberi sinyal bila pasar buka hari ini kemungkinan rupiah akan melemah dalam kisaran terbatas.
Risalah rapat The Fed memberi sinyal hawkish di mana para peserta FOMC cenderung menyepakati bahwa tingkat bunga pinjaman lebih lama dibutuhkan untuk menjinakkan inflasi. Banyak dari peserta FOMC yang mempertanyakan apakah kebijakan tersebut masih cukup restriktif untuk membantu menaklukkan inflasi.
Para peserta FOMC menilai kebijakan bunga acuan saat ini sudah cukup baik, meski begitu sejumlah pejabat The Fed menyatakan pengetatan lebih lanjut masih bisa dilakukan bila diperlukan. Itu karena angka inflasi yang dinilai mengecewakan selama kuartal pertama tahun ini. Apabila inflasi tidak terlihat pergerakan secara berkelanjutan menuju 2%, rezim higher for longer bisa dijalankan lebih lama.
Chief Economist Bloomberg Economics untuk Amerika Serikat Anna Wong menilai, meski memberi sinyal hawkish, menurutnya bunga The Fed tidak akan lebih tinggi lagi dari level saat ini.
"Untuk meraih stance kebijakan yang lebih restriktif, kami menilai The Fed akan mempertahankan bunga di level saat ini ketika perekonomian melemah. Dengan para pembuat kebijakan khawatir tentang ekonomi rumah tangga yang lebih miskin [akibat pengetatan ekonomi], kami masih menilai langkah berikut dari The Fed adalah menurunkan bunga acuan," kata Wong.
(rui)