“Sehingga kami merasa ini cukup terjaga di bawah dari range BI maksimum 3%,” lanjut Batara.
Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman menyebut bahwa penurunan BI Rate akan lebih lambat dari penurunan Fed Fund Rate. Sebab, terdapat diferensial suku bunga antara rupiah dan dolar yang saat ini selisihnya cukup sempit.
Ia berpandangan bahwa penurunan Fed Fund Rate akan menjadi kesempatan bagi BI untuk mengoreksi diferensial suku bunga yang saat ini tergolong sempit. Heli mengatakan, hal itu dapat terjadi apabila BI menurunkan suku bunganya lebih lambat dibandingkan Fed Fund Rate.
“Apabila BI rate diturunkan dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan Fed Fund Rate maka pengoreksian atau pelebaran kembali suku bunga akan terjadi,” pungkas Helmi.
Untuk diketahui, Helmi memproyeksikan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak empat kali dalam tahun ini dan diprediksi akan terdapat penurunan 100 bps.
“Kami di Citi berekspektasi penurunan suku bunga The Fed akan terjadi di bulan Juli, sementara konsensus pasar sekarang masih penurunan suku bunga The Fed masih sekitar dua kali di tahun ini. Citi berekspektasi suku bunga The Fed [turun] empat kali [sebesar[ 25bps jadi sekitar 100bps,” kata Helmi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Dia menjelaskan di kuartal III-2024 indeks dolar diprediksi stabil di kisaran 104, setelah sebelumnya sempat fluktuatif dan menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah hingga menyentuh angka Rp16.000/US$.
(azr/lav)