Cliff Venzon - Bloomberg News
Bloomberg, Seorang pejabat senior militer Filipina yang berada di tengah-tengah rekaman audio yang diduga dengan seorang diplomat China membantah telah membuat kesepakatan dengan Beijing terkait sengketa teritorial di Laut China Selatan (LCS).
China telah mengancam akan merilis rekaman panggilan telepon yang diduga dengan Wakil Laksamana Angkatan Laut Filipina Alberto Carlos yang diklaim Beijing sebagai bukti kesepakatan "model baru" atas sengketa maritim. Para pejabat Filipina membantah adanya kesepakatan tersebut.
"Saya tidak membuat kesepakatan apa pun pada tingkat dan besaran yang akan mengikat kedua negara kami untuk jangka panjang dan mendefinisikan kembali kebijakan luar negeri," kata Carlos kepada penyelidikan Senat Filipina pada Rabu (22/5/2024). Laksamana tersebut mengepalai Komando Barat, yang mengawasi beting yang disengketakan, hingga ia digantikan pada awal bulan ini.
Carlos mengatakan kepada para senator bahwa dia berbicara dengan atase militer kedutaan besar China pada awal Januari tentang cara-cara untuk mengurangi ketegangan selama misi pengiriman pasokan ke pos militer Filipina di Thomas Shoal.
Menurut perwira angkatan laut Filipina itu, pejabat China tersebut tidak meminta persetujuannya untuk merekam pembicaraan yang berlangsung selama tiga sampai lima menit itu.
"Saya tidak melakukan kesepakatan rahasia yang akan membahayakan kepentingan negara kita," katanya kepada penyelidikan Senat, dan menyerukan persatuan untuk melawan "narasi yang salah ini."
Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Presiden Ferdinand Marcos Jr mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa Manila sedang menyelidiki dugaan rekaman yang diklaimnya dimiliki oleh kedutaan besar China dan pemerintah China.
Carlos mengatakan kepada para senator bahwa ia akan memberikan rincian tentang panggilan telepon dengan pejabat China tersebut dalam sesi eksekutif pribadi dengan anggota parlemen. "Itu adalah percakapan yang sangat informal dan santai," katanya.
(bbn)