Booming aplikasi investasi online dan belanja online beberapa tahun terakhir akhirnya juga memunculkan banyak opsi bagi para peminat investasi emas yang ingin memulai atau menambah portfolio emas mereka. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan BUMN Pegadaian tidak lagi menjadi satu-satunya tempat membeli emas.
Dua perusahaan negara itu memungkinkan para nasabah yang ingin membeli emas melalui aplikasi yang mereka sediakan yaitu Brankas-LM dan Pegadaian Digital, tanpa perlu langsung mencetak emasnya. Membeli emas di platform digital bisa bermodal lebih kecil karena dijual mulai dari gramasi kecil sehingga lebih murah.
Selain dua BUMN itu, berdasarkan publikasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sampai kini ada 7 perusahaan yang memiliki izin sebagai pedagang emas digital. Mereka adalah, PT Quantum Metal Indonesia (quantummetal.id), lalu PT Syariah Koin Indonesia (shariacoin.co.id), PT Indogold Makmur Sejahtera (indogold.id).
Ada juga PT Indonesia Logam Pratama (treasury.id, PT Laku Emas Indonesia (lakuemas.com), PT Pluang Emas Sejahtera (pluang.com), dan terakhir adalah PT Sehati Indonesia Sejahtera (sakumas.com).
Beberapa aplikasi marketplace dan aplikasi investasi juga memiliki lini penjualan emas digital maupun fisik. Namun, umumnya mereka bekerja sama dengan perusahaan emas. Misalnya, Tokopedia yang menggandeng Pluang, atau BukaEmas Bukalapak dengan Pluang juga.
Emas digital menjadi pilihan praktis bagi para pemilik dana yang ingin menaruh duit di emas akan tetapi enggan terbebani memegang fisik emas. Memegang emas fisik memang memiliki risiko, mulai dari risiko kerusakan tampilan emas hingga risiko kehilangan. Selain itu, emas digital memungkinan seseorang bertransaksi jual beli emas langsung di aplikasi terkait, sekaligus memiliki opsi untuk dicetak menjadi emas fisik dengan menambahkan biaya cetak yang ditetapkan.
Namun, membeli emas di platform digital bukan tanpa risiko. Beberapa kasus pernah terjadi akibat pembelian emas digital yang akhirnya bermasalah karena berbagai sebab, mulai dari perubahan bisnis modal di tengah kontrak jual beli, sampai kegagalan cetak emas dan fraud.
Supaya pembelian emas digital tidak berakhir buruk, penting untuk menerapkan kehati-hatian dan jurus penting berikut ini:
1. Perizinan
Dengan membeli emas digital berarti investor sebenarnya menitipkan sejumlah dana ke perusahaan tersebut dengan harapan suatu saat akan menjualnya kembali atau mencetaknya menjadi emas fisik. Ada unsur kepercayaan yang dibutuhkan.
Akan menjadi hal yang berbahaya bila Anda menitipkan dana investasi itu pada perusahaan yang belum memiliki izin resmi dari otoritas terkait. Pasalnya, bila terjadi masalah di tengah jalan, akan sulit meminta pertanggungjawaban.
Jadi, sebelum memilih hendak membeli emas digital di mana, jangan lupa mengecek dulu perizinannya, apakah sudah ada atau belum. Keberadaan izin bisa memberikan Anda sedikit jaminan rasa aman bila sewaktu-waktu ada permasalahan.
2. Fitur emas digital
Ada beberapa aplikasi emas digital yang memang tidak menyediakan layanan cetak emas fisik. Namun, ada pula aplikasi emas digital yang memungkinkan investor mencetak saldo tabungan emas.
Bila niat Anda memang sekadar ingin jual beli emas dalam jangka pendek dengan harapan mendapat untung dari selisih pergerakan harga jangka pendek (trading), aplikasi emas tanpa fitur cetak emas mungkin tepat. Namun, bila berencana mencetak emas tersebut suatu hari nanti, sebaiknya memilih yang memang menyediakan fitur tersebut.
Satu hal lagi, pastikan juga bila memang ada fitur cetak emas, akan lebih baik memilih aplikasi yang memiliki rekanan jelas. Misalnya, bekerja sama dengan perusahaan tambang atau produsen emas.
3. Likuiditas
Emas sebagai investasi berarti suatu ketika akan Anda cairkan atau ubah menjadi likuiditas/ dana tunai.
Pilih aplikasi emas digital yang menyediakan kemudahan penjualan kembali simpanan emas Anda. Bila mencetaknya, pastikan juga yang memberikan kemudahan cetak dengan biaya kompetitif. Lebih baik juga bila Anda memiliki emas digital yang memberikan sertifikat agar memudahkan penjualan kelak.
4. Tujuan keuangan
Emas sifatnya cukup likuid sehingga cukup memadai menjadi bagian dari dana darurat. Namun, bila berharap untung dari kenaikan harga, emas sejatinya lebih cocok untuk simpanan jangka panjang di atas 5 tahun bahkan 7 tahun.
Kenaikan harga emas juga tidak sedramatis saham atau instrumen pasar finansial lain yang bisa naik turun dalam sehari hingga double digit, misalnya.
Harga emas cenderung stabil dengan kisaran kenaikan 10% per tahun. Sulit berharap untung besar dari emas dalam jangka pendek. Jadi, pastikan pembelian emas sudah sesuai dengan tujuan keuangan Anda.
5. Diversifikasi
Supaya risiko investasi Anda bisa terkelola dengan baik, hindari menumpuk seluruh tabungan di emas saja.
Sebar investasi Anda di berbagai produk keuangan dengan risiko beragam sesuai tujuan keuangan. Dengan begitu, bila ada suatu hal yang membuat investasi emas menurun nilainya, Anda tidak perlu terlalu cemas.
(rui)