Logo Bloomberg Technoz

Industri Benang Merana: Utilisasi Cuma 45%, Rawan PHK Massal Lagi

Pramesti Regita Cindy
22 May 2024 13:40

Gulungan serat benang./Bloomberg-Angus Mordant
Gulungan serat benang./Bloomberg-Angus Mordant

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi) menyoroti kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) subsektor serat dan benang filamen dalam beberapa bulan terakhir makin stagnan dan sulit dipulihkan.

Ketua Umum Apsyfi Redma Gita Wirawasta menjelaskan utilisasi kapasitas produksi industri benang filamen saat ini masih berada di angka 45%, sehingga membuat beberapa perusahaan hanya menjalankan skala kecil usahanya dari sebagian besar kapasitas yang mereka miliki.

"Beberapa perusahaan hanya jalan [produksi] yang asalnya cuma punya 4 line, [kini] hanya jalan 2 line. Kalau yang kecil misalnya punya 2 line [yang dijalnakan] hanya satu line," katanya saat dihubungi, Rabu (22/5/2024).

Jika kondisi ini terus berlanjut, Redma mengatakan pelaku sektor industri benang filamen akan jatuh ke ambang batas efisiensi. Dengan kata lain, bila utilisasi kapasitas terus berada di bawah 45%, perusahaan menghadapi pilihan sulit yakni menutup operasionalnya.

"Jadi polimerisasinya masih segitu-gitu aja. Sebetulnya posisinya juga sudah hampir minim sekali. Minim sekali itu maksudnya kalau kita terusin lagi ya pilihannya tutup, karena sudah enggak efisien karena sudah enggak jalan kalau di bawah 45%, 40%. Jadi pilihannya tutup," jelasnya. 

Gulungan benang./Bloomberg-Kiyoshi Ota