Pernyataan bernada dovish itu seakan 'membilas' berderet pernyataan para pejabat The Fed sebelumnya yang cenderung hawkish. Statemen Waller cukup memberi kelegaan mengingat data inflasi terakhir yang dirilis memberi petunjuk bahwa disinflasi di AS kembali berjalan.
Pasar kini akan menanti rilis risalah rapat The Fed pada Kamis nanti waktu Amerika yang bisa memberi gambaran dot plot terakhir The Fed.
Selain sentimen global, rupiah belakangan banyak disetir pula oleh sentimen regional terutama dari pergerakan yuan China. Kurs penetapan yuan pagi ini ditetapkan di level terlemah sejak Februari oleh bank sentral China (PBOC).
Pada pembukaan pasar pagi, yuan offshore maupun onshore sama-sama melemah tipis terhadap dolar AS memberi sentimen negatif pada mata uang kawasan, menilik posisi yuan sebagai salah satu mata uang jangkar Asia selain yen Jepang. Jepang pagi ini juga melaporkan defisit neraca dagang di tengah pelemahan yen Jepang yang mengerek nilai impor. Pagi ini, mata uang Asia dibuka melemah tipis seperti won Korea yang tergerus 0,04%. Namun, baht Thailand dan masih mampu menguat.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah masih memiliki potensi pelemahan koreksi terbatas di antara area Rp15.990-Rp16.020/US$, memiliki support terkuat Rp16.100/US$.
Sementara trendline terdekat pada time frame daily menjadi resistance psikologis potensial pada level Rp15.950/US$. Kemudian, target penguatan optimis lanjutan untuk dapat menguat ke level Rp15.900/US$.
Selama nilai rupiah bertengger di atas Rp16.000/US$, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah.
Sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga di bawah Rp15.950/US$ dalam tren jangka pendek, nilai rupiah berpotensi terus menguat hingga menuju Rp15.900/US$.
(rui)