Logo Bloomberg Technoz

Perlambatan laju inflasi di Amerika Serikat (AS) mendukung bagi Bank Sentral Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga. Sejumlah pejabat teras The Fed memang menegaskan pemangkasan suku bunga masih terlampau dini, tetapi setidaknya tidak ada kenaikan lagi.

Sementara di China, pemerintahan Presiden Xi Jinping terus berupaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan berbagai stimulus. Tensi geopolitik di Timur Tengah maupun Ukraina juga masih tinggi. Semuanya menjadi faktor pemicu bagi investor untuk terus memburu emas.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni area bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 66,19. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu menjadi perhatian bahwa indikator Stochastic RSI berada di 92,98. Sudah di atas 80, yang berarti tergolong jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, sepertinya emas masih akan menjalani fase konsolidasi. Target support terdekat ada di US$ 2.405/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.373/troy ons kemungkinan menjadi target berikutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.428/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik ke arah US$ 2.438/troy ons.

(aji)

No more pages