Logo Bloomberg Technoz

“Investasi [asing], foreign direct investment (FDI) telah mencapai titik tertinggi selama 4-5 tahun terakhir. Hal ini memungkinkan kinerja ekspor yang kuat dan dukungan yang lebih luas,” ucap Lim Chu Chong.

Sementara itu, Kepala Ekonom DBS Taimur Baik juga berpendapat demikian. Ia menjelaskan bahwa sumber utama permintaan RI bersumber dari permintaan yang terkait komoditas, terutama karena harga minyak mentah dunia yang melemah.

Selain itu, Taimur menilai perekonomian RI masih menunjukan ketahanannya terhadap gejolak geopolitik yang terjadi di Timur Tengah dan juga Rusia-Ukraina. Meskipun begitu kondisi ketidakpastian akibat konflik geopolitik tetap memberikan dampak terhadap perekonomian RI, ia juga memprediksi hal ini belum reda dalam waktu dekat.

Taimur juga menyebut bahwa kondisi defisit fiskal dan utang pemerintah RI terbilang lebih baik dibandingkan beberapa negara berkembang lainnya, yang saat ini memiliki permasalahan dengan kapasitas fiskalnya

“Jika [pemerintah RI] ingin melakukan pinjaman untuk belanja modal untuk membangun potensi pertumbuhan, untuk transisi hijau, kami rasa pasar akan sangat memahami meskipun defisit atau utang akan lebih tinggi ke depannya,” kata Taimur.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I-2024 berhasil tumbuh di atas 5%. Ekonomi Tanah Air berhasil menguat lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya, serta lebih optimistis dari ekspektasi pasar.

Pada Senin (6/5/2024), BPS memaparkan, Produk Domestik Bruto (PDB) indonesia tumbuh mencapai 5,11% pada Kuartal I-2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan Kuartal IV-2023 sebelumnya yang tumbuh 5,04% yoy. Juga menjadi capaian tertinggi sejak Kuartal II-2023 kemarin.

Dari sisi pengeluaran, pada Kuartal I-2024 seluruh komponen tumbuh positif. Terutama Konsumsi Rumah Tangga, tumbuh 4,91%. Kontribusinya terhadap pembentukan PDB mencapai 54,93%. Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga pun impresif, mencapai 4,91%. Ini menjadi yang tertinggi sejak kuartal I-2019.

Komponen yang juga tumbuh tinggi adalah Konsumsi Pemerintah. Pada Kuartal I-2024, Konsumsi Pemerintah tumbuh 19,9%. Tertinggi sejak 2006. Tercatat pada Kuartal II-2006 kala itu tumbuh 28,77%.

(azr/lav)

No more pages