Logo Bloomberg Technoz

Nyaris keseluruhan sektoral saham membukukan pelemahan. Paling dalam adalah sektor konsumen non primer dengan runtuh mencapai 1,61%. Menyusul saham keuangan, dan saham kesehatan yang masing-masing melemah 1,53%, dan 1,30%.

Di samping itu, sejumlah saham mencatat kenaikan luar biasa dan menjadi top gainers. Di antaranya adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang melonjak 20%, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat masing-masing 17% dan 12,5% serta PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meroket 7,78%.

Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya PT Atlantis Subsea Indonesia  Tbk (ATLA) yang anjlok 34,6%, PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) jatuh 27,7%, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ambruk 12,2%.

Tidak hanya IHSG, seluruh indeks saham utama Asia juga terbenam di zona merah. Hang Seng (Hong Kong) jadi yang paling parah dengan ambles mencapai 2,12%.

Disusul oleh Shenzhen Comp. (China) yang terpeleset 0,75%, dan PSEI (Filipina) dengan kejatuhan 0,74%.

Sementara KOSPI (Korea Selatan), SETI (Thailand), Shanghai Composite (China), CSI 300 (China), KLCI (Malaysia), Nikkei 225 (Tokyo), Topix (Jepang), Straits Times (Singapura), TW Weighted Index (Taiwan), dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), terpangkas masing-masing 0,65%, 0,57%, 0,42%, 0,40%, 0,33%, 0,31%, 0,30%, 0,19%, 0,16%, dan 0,03%.

Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam ke-dua di Asia.

Sentimen yang mewarnai laju indeks Asia hari ini adalah datang dari pernyataan terbaru pejabat tinggi Federal Reserve kompak melontarkan nada Hawkish.

Gubernur Fed Cleveland Loretta Mester menilai, ia berpikir untuk menarik pernyataan sebelumnya yang berekspektasi Bank Sentral Amerika Serikat akan memangkas suku bunga tiga kali tahun ini, seperti yang terungkap dalam dot plot Desember lalu– sudah tidak tepat lagi tahun ini. Kini, Mester memiliki keraguan.

"Saya berada di catatan sebelum mengatakan saya berada di median (perkiraan) tiga kali. Perkembangan yang saya lihat dalam ekonomi saat ini, saya tidak akan berpikir bahwa itu masih tepat," kata Mester dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television.

Risiko inflasi telah menanjak ke level tinggi sejak kuartal pertama pada 2024, dan ekonomi riil "Sedikit lebih kuat dari yang saya perkirakan," tambahnya.

Ia juga menyebut membutuhkan lebih banyak bukti bahwa jalur inflasi sudah ada di laju penurunan.

Wakil Gubernur Federal Reserve Philip Jefferson juga memberikan sinyal yang senada, data inflasi April cukup menguatkan akan tetapi terlalu dini apabila menyatakan The Fed sudah lepas dari tantangan. Sementara Anggota Dewan Gubernur Fed Christopher Waller menyatakan menjadi penting memperhatikan peran dolar AS dalam perekonomian global. 

Kemudian, Michael Barr, Vice Chair Supervision The Fed, sebelumnya juga melontarkan pernyataan bahwa Bank Sentral akan mendorong bank-bank besar mempertahankan cadangan dana yang besar untuk mengantisipasi keketatan likuiditas.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pejabat-pejabat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menegaskan kembali pendekatan menunggu dan melihat (Wait and See) terhadap kebijakan suku bunga kedepannya. 

Dari dalam negeri, hari ini Bank Indonesia telah memulai Rapat Dewan Gubernur reguler bulanan dan akan mengumumkan hasil RDG pada Rabu siang esok hari. Hasil konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan.

Adapun konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan BI-Rate tetap bertahan di 6,25%. Dari 36 analis/ekonom yang terlibat dalam pembentukan konsensus, seluruhnya memperkirakan demikian. Aklamasi, sepakat bulat, tiada dissenting opinion.

(fad)

No more pages