Keempatnya yaitu penetapan Hari Danau Sedunia (World Lake Day) melalui resolusi PBB, pembentukan Center of Excellence on Water and Climate Resilience, pengarusutamaan isu pengelolaan air untuk negara-negara berkembang di pulau-pulau kecil, serta pencatatan daftar proyek air sebagai Compendium of Concrete Deliverables and Actions yang bersifat inklusif namun sukarela.
Compendium akan berisi daftar proyek, inisiatif, dan kolaborasi yang dikelola oleh stakeholders air tingkat nasional, regional, dan internasional. Indonesia juga akan menyiapkan platform online untuk proses submisinya.
“Kalau Indonesia bisa mendorong usulan Hari Danau Sedunia untuk disahkan, maka ini juga menjadi peristiwa bersejarah yang berhasil kita torehkan bersama. Danau memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan air di dunia, sehingga harus bisa dikelola dengan baik,” ujar Firdaus.
Di sisi lain, World Water Forum ke-10 juga menekankan pentingnya jaminan ketersediaan dan ketahanan air terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Hal ini juga akan menyangkut ketahanan pangan dan mitigasi risiko bencana akibat perubahan iklim.
“Hal yang paling krusial adalah memastikan water security (ketahanan air) karena tanpa itu, maka tak ada food security (ketahanan pangan). Jika food security tak ada, maka peradaban dunia akan terancam. Jadi, forum ini merupakan pertemuan super penting bagaimana kita bisa saling berkolaborasi mencari solusi atas permasalahan air, menjamin ketersediaan air, menjaga ketahanan air, dan bukan menjadikan air sebagai sumber konflik,” pungkasnya.
(tim)