Edwin Soeryadjaya merupakan pemilikan perusahaan investasi nasional terkemuka, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Edwin juga memiliki saham di beberapa perusahaan terbuka, seperti PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Saratoga sendiri tercatat masih memiliki 18,35% saham MDKA, entitas induk MBMA. Sebagai gambaran, sampai saat ini MBMA dimiliki oleh PT Merdeka Energi Nusantara (MEN). MEN tercatat pemegang saham pengendali Merdeka Battery Materials dengan kepemilikan 52,87 miliar saham atau setara 54,82%. Sedangkan MDKA memiliki saham MEN.
Sehingga secara tidak langsung MDKA merupakan pengendali Merdeka Battery Materials melalui MEN.
Nama pengusaha lain, Winato Kartono. Ia memiliki sekitar 6,79 miliar saham MBMA atau 6,33% dari total modal ditempatkan dan disetor. Winato menduduki posisi Presiden Komisaris di MBMA.
Winato juga tercatat sebagai pemegang saham PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) dengan kepemilikan 5%. Winato diketahui juga memiliki saham PT Provident Capital Indonesia, perusahaan pengendali PALM. PT Provident Capital Indonesia berada dibalik berdirinya MDKA.
Sementara, Boy Thohir juga pegang 12,5% saham PALM, bersama Saratoga Sentra Business (SSB) 19,8%. SSB merupakan entitas anak SRTG, milik Edwin Soeryadjaya.
Kita beralih ke pemegang saham individu MBMA lainnya, yaitu Hardi Wijaya Liong. Dia memiliki 2,9 miliar saham MBMA (2,71%). Hardi Wijaya Liong memiliki 3,75% di Provident Investasi Bersama, yang dulu bernama Provident Agro.
Dalam struktur PALM, Hardi Wijaya Liong menjabat Komisaris. Hardi Wijaya Liong juga jadi orang penting di Provident Capital Indonesia. Hardi juga tercatat sebagai pemilik saham sekaligus CEO & Wakil Presiden Direktur Tower Bersama Infrastructure.
Tak lupa terselip nama Agus Superiadi. Mantan direktur PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) memiliki 232 juta saham MBMA (0,24%).
Secara singkat MBMA merupakan gabungan kekuatan dari beberapa grup usaha sdsl Indonesia, di antaranya Provident, Saratoga, dan Boy Thohir. Ketiganya telah lama berinvestasi di Merdeka Copper Gold, hingga mereka berganti wujud sebagai perusahaan terbuka.
(wep/hps)