Saat ini, kata Sutopo, yang menjadi sorotan adalah proses Pemilihan Presiden Iran yang dipercepat, yang diharapkan terjadi dalam beberapa pekan mendatang.
Sutopo mengatakan terdapat beberapa nama terkemuka untuk posisi tersebut, seperti:
- Mantan Ketua Parlemen Iran Ali Larijani.
- Ketua DPR Iran Mohammad Bagher Ghalibaf.
- Cucu Ruhollah Khomeini, pencipta revolusi Islam di Iran Hassan Khomeini.
- Anggota Dewan Kepentingan Iran, yang menjadi calon presiden pada tahun 2014 dan meraih tempat ketiga, Said Jalili.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengumumkan 5 hari berkabung untuk Presiden Ebrahim Raisi menyusul kematiannya dalam sebuah kecelakaan helikopter dan mengukuhkan Wakil Presiden Pertama Mohammad Mokhber sebagai kepala sementara cabang eksekutif negara tersebut.
Iran sekarang memiliki waktu maksimal 50 hari sebelum pemilihan presiden harus diadakan untuk memilih pengganti Raisi.
"Saya mengumumkan lima hari berkabung nasional dan menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Iran," ujar Khamenei dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi IRNA, Senin (20/5/2024).
"... Mokhber akan mengelola cabang eksekutif dan berkewajiban untuk mengatur dengan kepala cabang legislatif dan yudikatif untuk memilih presiden baru dalam waktu maksimal 50 hari," katanya.
Sekadar catatan, Iran adalah negara dengan cadangan minyak terbesar ke-4 di dunia dengan cadangan minyak terbukti sebesar 157 miliar barel atau 9,3% dari total cadangan terbukti di dunia.
Iran juga memiliki cadangan gas terbukti terbesar di dunia sebesar 1,200 triliun kaki kubik atau trillion cubic feet (TCF), sebesar 18,2% dari total cadangan dunia.
Setelah dicabutnya sanksi Iran dari Amerika Serikat (AS), negara tersebut berencana meningkatkan produksi minyak yang saat ini sebesar 3,4 juta barel per hari menjadi 4,7 juta barel per hari dalam kurun 5 tahun kedepan.
Untuk itu, Iran mengundang perusahaan migas internasional untuk berinvestasi di Iran dalam beberapa tahun kedepan baik melalui proses bilateral maupun tender.
(dov/wdh)