"Selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan uji tuntas atau due diligence yang diharapkan hasilnya memuaskan semua pihak," jelas Merza kepada Bloomberg Technoz, Selasa (21/5/2024).
"Tahap berikutnya kemudian dilanjutkan dengan proses negosiasi, baru kemudian proses persetujuan dan perizinan. Jadi, belum ada informasi yang tersedia yang lebih dari itu [soal tender offer]."
Potensi Tender Offer EXCL
Dalam MoU rencana merger, penandatanganan dilakukan oleh Axiata Group Berhad. Adapun pengendalian EXCL dilakukan melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd.
Kemudian dari FREN, pendandatanganan dilakukan oleh tiga pihak, yakni PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, dan PT Bali Media Telekomunikasi. Ketiga entitas ini merupakan kepanjangan tangan Grup Sinarmas untuk pengendalian FREN.
Berdasarkan informasi dari pelaku pasar yang mengetahui rencana ini, merger FREN dan EXCL akan membuat Axiata Group melakukan mandatory tender offer sebagian sahamnya di publik.
Harga tender offer diperkirakan di level Rp3.500/saham. Jika benar di level ini, maka harga tersebut premium dibanding harga saham EXCL yang kemarin ditutup di level Rp2.460/saham.
Head of External Communications XL Axiata Henry Wijayanto belum bisa mengomentari lebih lanjut meski ia tidak menampik adanya isu tender offer.
Ia mengatakan, MoU baru saja diumumkan. Sehingga, terlalu dini untuk mendiskusikan soal mandatory tender offer.
"Informasi lebih lanjut akan menunggu keputusan dan pengumuman dari pemegang saham," ujar Henry kepada Bloomberg Technoz.
Pengendalian Bersama
Sekretaris Perusahaan FREN James Wewengkang sebelumnya mengatakan, rencana transaksi itu masih dalam tahap awal.
"Masih dalam tahap awal proses evaluasi dan entitas gabungan direncanakan untuk dikendalikan bersama berdasarkan syarat tata kelola yang akan didiskusikan dan dirinci lebih lanjut,” kata James dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/5/2024).
“Entitas gabungan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pelanggan yang unggul dan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya melalui sinergi.”
Sekretaris Perusahaan EXCL Ranty Astary Rachman pada kesempatan terpisah juga menjelaskan terkait pengendalian usai merger.
Dalam keterbukaan informasinya, Jumat (17/5/2024), ia menegaskan bahwa rencana merger kedua perusahaan itu masih berada dalam tahap evaluasi awal, dengan masing-masing tetap ingin menjadi pengendali dari MergeCo.
"Sebagaimana yang disampaikan oleh Axiata dalam siaran persnya, tidak ada kepastian bahwa diskusi yang berjalan saat ini akan menghasilkan suatu kesepakatan yang mengikat dan tidak pula penyelesaian dari rencana transaksi," jelas Ranty.
(ibn/dhf)