Logo Bloomberg Technoz


Rizal mengatakan Indonesia tentu akan mendapatkan keuntungan tambahan dengan kenaikan harga tersebut, baik dari royalti hingga peningkatan devisa dari ekspor tembaga.

Tembaga merupakan satu-satunya komoditas logam non-ferrous andalan Indonesia yang diproyeksikan menguat pada tahun ini, dari sisi nilai.

Goldman Sachs bahkan baru saja menaikkan proyeksi harga mereka terhadap logam tembaga tahun ini menjadi US$12.000/ton, dipicu risiko yang makin nyata akan terjadinya kelangkaan pasokan komoditas tersebut.

Outlook harga tembaga dari Goldman naik US$2.000 atau 20% dari estimasi awal senilai US$10.000/ton.

Goldman Sachs melandasi kenaikan outlook itu pada proyeksi kelangkaan pasokan tembaga yang mulai terjadi pada tahun ini. Segmen konsentrat tembaga dinilai bergerak ke dalam kondisi pasokan yang sangat ketat.

“Solusi pasokan tambang jangka pendek, satu-satunya cara untuk mempertahankan fungsi pasar konsentrat, adalah melalui penjatahan permintaan,” tulis laporan Goldman Sachs dalam laporannya sebagaimana dikutip melalui Forexlive.

Meskipun pasar logam belum mencerminkan keterbatasan pasok di sisi hulu, Goldman Sachs berpendapat peningkatan ikatan antara pasokan mineral olahan dengan permintaan akhir yang sehat akan mengarah pada jalur defisit yang tidak dapat dihindari pada masa depan.

Perkiraan permintaan pasokan terbaru menunjukkan defisit logam sebesar 454.000 ton pada tahun ini, meningkat dari proyeksi defisit sebelumnya sebesar 428.000 ton.

Proyeksi defisit juga berlanjut sebesar 467.000 ton pada 2025, meningkat dari proyeksi defisit sebelumnya sebesar 413.000 ton.

Mengingat jumlah stok yang terlihat hanya di atas 600.000 ton, potensi pengetatan stok tembaga pada semester II-2024 dinilai masih tetap ada dan akan membawa pasar ke tahap kehabisan pasokan pada kuartal keempat.

“Mengingat defisit yang lebih besar, kami meningkatkan target akhir tahun untuk tembaga menjadi US$12.000/ton dari US$10.000/ton, sekaligus menaikkan perkiraan harga rata-rata setahun penuh menjadi U$9.800/ton, dari sebelumnya US$9.200/ton dan mempertahankan rata-rata U$15.000/ton pada 2025.”

(dov/wdh)

No more pages