Selanjutnya, peta jalan tersebut juga bakal berisi mengenai standar sifat-sifat hidrogen.
Eniya mengatakan, Kementerian ESDM sebelumnya juga telah meluncurkan strategi hidrogen nasional, yang memiliki target untuk memproduksi, memanfaatkan, dan memperjualbelikan hidrogen.
“Lalu, kapan [diperjualbelikan]? Mungkin dalam waktu lima tahunan ini, pilot procedure. Terus nanti menunggu 2030, itu yang saya katakan turning point, mungkin itu baru bisa masuk ke pasar,” ujar Eniya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM juga mengatakan tengah menyusun peta jalan untuk industri hidrogen dan amonia nasional hingga selepas 2060.
Saat ini, Kementerian ESDM tengah melakukan finalisasi dokumen dan mendapatkan masukan dari kementerian/lembaga (k/l), khususnya untuk menetapkan proyeksi kebutuhan atau permintaan dari beberapa sektor, yakni; industri, transportasi, pembangkit listrik dan jaringan gas (jargas).
“Kapan selesai? Segera. Kita harapkan begitu ya. Kita juga melibatkan banyak stakeholders, termasuk Pertamina, PLN, industri pupuk dan kementerian/lembaga terkait,” ujar Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Aneka EBT Kementerian ESDM Tony Susandy dalam agenda Seminar Masa Depan Mobil Hidrogen, Kamis (15/5/2024).
Proyeksi kebutuhan hidrogen masing-masing sektor:
1. Manufaktur:
- 2030: 527.501 ton/tahun
- 2060: 3,91 ton/tahun
2. Transportasi:
- 2030: 612 ton/tahun
- 2060: 1,12 ton/tahun
3. Pembangkit listrik:
- 2030: 0
- 2060: 4,58 ton/tahun
4. Jargas:
- 2030: 7.904 ton/tahun
- 2060: 225.064 ton/tahun
(dov/wdh)