Logo Bloomberg Technoz

Rencana Solutif

Di lain sisi, rencana pemerintah untuk beralih dari bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertalite atau Pertamax menjadi bahan bakar nabati (BBN) bioetanol dinilai solutif untuk mengurangi tingkat emisi dan menjaga tingkat keekonomian.

Daymas mengatakan peralihan tersebut bakal mengurangi beban impor BBM yang dilakukan oleh Indonesia.

“[Hal serupa] ini bisa kita lihat di biodiesel bagaimana kebutuhan bahan bakar itu sampai 35% diproduksi lokal mengurangi beban impor sebesar 35%,” ujar Daymas.

Selain itu, Daymas mengatakan, peralihan tersebut juga bisa memberikan efek domino untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mulai dari petani hingga industri untuk memproduksi bahan bakar tersebut.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pemerintah akan mempersiapkan 2 juta ha lahan tebu, di mana setengahnya bakal digunakan untuk bahan baku bioetanol yang akan menjadi bahan bakar ramah lingkungan pengganti Pertalite.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan lahan di Merauke, Papua Selatan tersebut nantinya akan dikelola oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

“Kita prediksi bahwa dari lahan, konsepnya itu ada lahan 2 juta ha yang akan dikelola oleh Kementerian BUMN, yang dalam hal ini BUMN-nya adalah Perhutani. Di situ separuhnya adalah lahan untuk bahan baku dari bioetanol. Jadi arahnya ke sana," tuturnya kepada Bloomberg Technoz, baru-baru ini.

Menurut Eniya, upaya persiapan lahan tersebut merupakan bentuk implementasi dari Peraturan Presiden No. 40/2023, yang di dalamnya mengatur percepatan swasembada gula dan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel).

Dihubungi secara terpisah, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengonfirmasi pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan memang bertujuan untuk menyiapkan bahan baku biofuel pengganti Pertalite atau Pertamax yang bakal mulai digunakan pada 2027.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot mengungkapkan pemerintah saat ini tengah melakukan persiapan lapangan, sehingga target produksi bahan baku tebu untuk bahan bakar berbasis bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa tercapai pada 2027.  

“Penyediaan bioetanol yang berasal dari fermentasi tetes [tebu/molasses] digunakan untuk pengganti Pertamax atau Pertalite. [Bioetanol pengganti Pertalite atau Pertamax bisa digunakan] sesuai dengan rencana produksi di Merauke pada 2027,” ujar Yuliot kepada Bloomberg Technoz.

(dov/wdh)

No more pages