“Melalui berbagai program unggulan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas perlinsos dalam mengurangi beban kebutuhan pokok, meningkatkan pendapatan, serta memutus rantai kemiskinan dan mengurangi ketimpangan,” ungkap Sri Mulyani.
Adapun, bila dirinci lebih lanjut, anggaran perlinsos pada tahun 2024 ditujukan untuk beberapa hal di antaranya untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako, Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, PBI JKN, Bantuan iuran Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja (PBPU BP) kelas III dan bansos lainnya.
Selanjutnya, subsidi non energi yakni subsidi bunga KUR, subsidi perumahan, subsidi PSO, dan subsidi pupuk, dan untuk subsidi energi yang terdiri dari subsidi listrik, BBM dan LPG.
Jika dibandingkan dengan waktu pandemi di tahun 2020, anggaran perlinsos pada tahun ini telah mendekati anggaran perlinsos pada waktu itu sebesar Rp498 triliun. Maka, anggaran perlinsos yang tercantum dalam KEM-PPKF telah melebihi anggaran perlinsos saat pandemi Covid-19.
Sebagai tambahan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5,1%-5,5%. Sementara pendapatan negara dipatok pada kisaran 12,14%-12,36% terhadap produk domestik bruto (PDB). Ini mempertimbangkan berbagai kebijakan dan upaya perbaikan administrasi dan layanan.
"Melalui penguatan spending better (pengeluaran yang lebih baik), maka belanja negara diperkirakan berada pada kisaran 14,59% - 15,18% terhadap PDB," sebut Sri Mulyani, Senin (20/5/2024).
Dengan demikian, defisit fiskal diperkirakan berada pada kisaran 2,45% - 2,82% terhadap PDB.
(azr/roy)