Sepertinya investor mulai mengambil untung karena harga emas sudah naik lumayan tinggi. Dalam sebulan terakhir, misalnya, harga emas di pasar spot sudah naik lebih dari 6%.
Namun ke depan, sepertinya harga emas masih menjanjikan penguatan. Salah satunya karena ada kemungkinan nilai tukar mata uang dolar AS bakal melemah.
Harga emas dan dolar AS punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS melemah, maka harga emas biasanya naik dan begitu pula sebaliknya.
Ini karena emas adalah aset yang dihargai dalam dolar AS. Ketika dolar AS terdepresiasi, maka emas jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun mengikuti.
Sentimen negatif bagi dolar AS datang dari persepsi pasar bahwa puncak suku bunga acuan The Federal Reserve/The Fed sudah dekat. Bahkan ada peluang The Fed menurunkan suku bunga acuan tahun ini.
Mengutip CME FedWatch, kemungkinan Federal Funds Rate ada di 4,25-4,5% pada akhir 2023 adalah 33,5%. Sedangkan probabilitas ke 4,5-4,75% adalah 26,5%. Artinya, ada peluang lebih dari 50% The Fed akan menurunkan suku bunga acuan 25-50 bps dari posisi saat ini.
“The Fed masih dalam posisi yang amat sulit. Sektor perbankan masih dalam proses stabilisasi, inflasi masih jauh di atas target, dan pasar tenaga kerja masih kuat. The Fed juga perlu membangun kembali kredibilitas mereka. Kami perkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan 25 bps dalam rapat Mei 2023,” jelas Chris Senyek dari Wolfe Research dalam risetnya, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
(aji)