Harga tender offer diperkirakan di level Rp3.500/saham. Jika benar di level ini, maka harga tersebut premium dibanding harga saham EXCL yang kemarin ditutup di level Rp2.460/saham.
Head of External Communications XL Axiata Henry Wijayanto belum bisa mengomentari lebih lanjut meski ia tidak menampik adanya isu tender offer.
Ia mengatakan, MoU baru saja diumumkan. Sehingga, terlalu dini untuk mendiskusikan soal mandatory tender offer.
"Informasi lebih lanjut akan menunggu keputusan dan pengumuman dari pemegang saham," ujar Henry kepada Bloomberg Technoz, Selasa (21/5/2024).
Pengendalian Bersama
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya sempat meminta manajemen EXCL untuk menjelaskan secara detail mengenai rencana mergernya dengan.
Dalam keterbukaan informasinya, Jumat (17/5/2024), manajemen EXCL menegaskan bahwa rencana merger kedua perusahaan itu masih berada dalam tahap evaluasi awal, dengan masing-masing tetap ingin menjadi pengendali dari MergeCo.
"Sebagaimana yang disampaikan oleh Axiata dalam siaran persnya, tidak ada kepastian bahwa diskusi yang berjalan saat ini akan menghasilkan suatu kesepakatan yang mengikat dan tidak pula penyelesaian dari rencana transaksi," ujar Sekretaris Perusahaan EXCL Ranty Astary Rachman.
Selain itu, BEI juga meminta penjelasan lebih rinci mengenai sinergi yang dihasilkan dari perjanjian yang tidak mengikat tersebut.
Dalam kaitan itu, Ranty menjawab, perseroan meyakini jika hasil merger Axiata Group Bhd dan Group Sinar Mas ini akan memiliki kelincahan yang strategis dan kompetensi kemampuan yang mumpuni untuk meningkatkan industri telekomunikasi di Tanah Air.
"MergeCo diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di sektor telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham, melalui sinergi dari penggabungan operasi Perseroan dan Smartfren," ujar dia.
Meski begitu, Ranty mengatakan bahwa perseroan belum dapat memastikan informasi mengenai surviving entity atau entitas usaha pasca-merger nantinya.
Hal itu lantaran nota kesepahaman atau MoU yang baru ditandatangani oleh pemegang saham EXCL masih berada pada tahap awal, sehingga EXCL belum memiliki informasi mengenai hal tersebut.
Kemudian, Ranty juga mengatakan perihal tanggal pasti pengumuman ringkasan rancangan merger, pelaksanaan RUPS, dan juga tanggal efektif merger.
"Kami akan memastikan bahwa dalam proses pelaksanaan rencana merger nanti akan senantiasa memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk penyampaian pengumuman ringkasan rencana merger dan RUPS."
Surviving Entity
Berbeda dengan EXCL yang kabarnya hanya melakukan tender offer untuk sebagian sahamnya di publik, FREN akan melakukan langkah ini untuk seluruh saham publik.
Itu karena FREN dikabarkan bukan menjadi survival entity usai merger dengan EXCL.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur FREN Merza Fachys menjelaskan, saat ini pemegang saham baru menginformasikan bahwa telah ditandatangani MoU penjajakan konsolidasi Smartfren dan XL Axiata.
"Selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan uji tuntas atau due diligence yang diharapkan hasilnya memuaskan semua pihak," jelas Merza.
"Tahap berikutnya kemudian dilanjutkan dengan proses negosiasi, baru kemudian proses persetujuan dan perizinan. Jadi, belum ada informasi yang tersedia yang lebih dari itu [soal tender offer]."
(red)