Menurut Endi, Lettu Eko pada 27 April 2024. Awalnya, dia datang ke ruang kesehatan sekitar pukul 13.02 WIT. Dia pun langsung meminta seluruh anggota TNI lain meninggalkan ruangan karena ingin dibersihkan.
Kejanggalan terjadi pada pukul 13.06 WIT saat seorang anggota ingin masuk ke ruangan, namun terkunci rapat. Lettu Eko diduga sengaja mengunci diri di dalam ruangan kesehatan.
Pada pukul 13.07 WIT, para prajurit mendengar suara letusan senjata api dari dalam ruangan kesehatan. Mereka pun mencoba masuk dan mencari cara melihat situasi di dalamnya. Melalui jenderal, anggota TNI melihat Lettu Eko sudah bersimbah darah dengan posisi tubuh bersandar pada sebuah dinding.
“Senjata SS 2 varian 1 tersandar dengan posisi kokoh di atas paha sebelah kanan. Laras senjata SS 2 menyilang dari kanan ke kiri ke atas dada dan tangan kanan masih memegang pistol,” tutur Endi.
Menurut dia, anggota TNI yang berada di lokasi berhasil menerobos masuk dan masih menemukan Lettu Eko dalam kondisi hidup, namun sangat kritis. Mereka pun segera membawa Lettu Eko dengan kendaraan taktis menuju rumah sakit. Akan tetapi, dokter menyatakan Lettu Eko sudah meninggal dunia sekitar pukul 14.00 WIT.
Endi pun mengungkap sejumlah petunjuk yang memberikan tanda Lettu Eko memang sengaja bunuh diri. Hal ini merujuk pada sebuah catatan yang ada dalam ponsel Lettu Eko.
Isinya; harapan untuk berkeluarga tidak ada, harapan sekolah tidak ada, harapan dianggap baik tidak ada, harapan ada tempat di instansi tidak ada, harapan di satuan tidak ada, harapan diterima orang-orang sekitar tidak ada, lalu apalagi yang mau diharapkan kalau tidak mati.
“Ini memang sudah putus asa mau mati,” ujar Endi
Selain itu, catatan pencarian Lettu Eko pada internet di ponselnya juga menunjukkan bukti rencana bunuh diri. Satu pekan sebelum peristiwa, anggota Satgas Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir tersebut tercatat mencari informasi tentang cara mati dengan cepat.
Selain itu, Eko juga memiliki banyak utang terhadap beberapa temannya sesama dokter dan teman satuan tugas. Eko tidak sanggup mengembalikan uang tersebut dan sempat mengelabui dengan tidak membayarkan utangnya dan dimasukkan ke rekening lain untuk digunakan judi online.
Lettu Eko sendiri seharusnya sudah pulang ke satuannya pada Mei ini, yakni Batalyon Kesehatan 1 Marinir, di Jakarta.
(red/frg)