Logo Bloomberg Technoz

Sementara sepanjang tahun berjalan 2024 (year-to-date/ytd) penurunan WTON sudah mencapai 33,34%.

Tak hanya sampai di situ, harga saham sekaligus menjadi yang ‘Terburuk’ dibandingkan dengan saham sejenis di industrinya. Volume transaksi dari masifnya tekanan jual juga menjadi yang tertinggi dibanding rata-rata volume transaksi selama 20 hari perdagangan.

Salah satu sebab koreksinya saham WTON yang begitu drop adalah jatuhnya nilai pembagian dividen yang diputuskan oleh Perusahaan, mengingat laba bersih yang juga anjlok.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Wijaya Karya Beton atau WIKA Beton untuk tahun buku 2023 yang telah digelar pada Jumat, 17 Mei kemarin, pemegang saham sepakat membagikan dividen sejumlah Rp6,88 miliar.

Sehingga dividen tunai yang dibagikan kepada investor adalah Rp0,79/saham. Mencermati lebih lanjut, dividen tunai tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan nominal dividen tunai pada tahun lalu yang mencapai Rp32,68 miliar, atau mencapai Rp3,75/saham. 

Keputusan tersebut erat kaitannya dengan kinerja laporan keuangannya. Berdasarkan publikasi laporan keuangan tahun penuh 2023, Wijaya Karya Beton hanya mampu mencatatkan laba bersih sejumlah Rp34,12 miliar, di tengah sentimen negatif bidang konstruksi. Anjlok 79% dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya yang mencapai Rp162,9 miliar.

Perusahaan dalam keterbukaan informasinya memaparkan, dividen yang dibagikan merupakan 20% dari laba bersih tahun penuh 2023 yang hanya sejumlah Rp34,17 miliar. Sedangkan, sisanya Rp27,24 miliar, atau 80% dari laba bersih tersebut ditetapkan sebagai cadangan lainnya.

Tak hanya sampai di situ, pergerakan harga saham juga merefleksikan melemahnya laba bersih terbaru pada Kuartal I-2024 yang mencatatkan laba bersih sejumlah Rp6,05 miliar, mengalami penyusutan 1,46% dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Bahkan, laba usaha WTON hanya tercatat Rp23,84 miliar, drop mencapai 10% yoy.

(fad/aji)

No more pages