Ashleigh Furlong - Bloomberg News
Bloomberg, AstraZeneca Plc berencana membangun fasilitas manufaktur senilai US$1,5 miliar (Rp23 triliun) di Singapura untuk memproduksi konjugat obat antibodi sebagai upaya produsen obat Inggris tersebut untuk meningkatkan kemampuannya memproduksi perawatan kanker generasi berikutnya.
Berdasarkan pernyataan perusahaan, Senin (20/5/2024) pabrik ini akan menjadi fasilitas konjugat obat pertama Astra yang memproduksi obat-obatan dari awal hingga akhir.
Fasilitas ini dijadwalkan dibuka pada tahun 2029 dan akan mengeluarkan nol karbon sejak awal.
Chief Executive Officer (CEO) Pascal Soriot sedang berupaya memastikan Astra dapat secara independen memasok obat-obatan ke pasar utama karena AS mendorong untuk mengurangi ketergantungan industri pada China. Kekurangan selama pandemi juga menekankan perlunya produksi lokal.
“Kami mengatur diri kami sendiri agar dapat memasok AS dan Eropa secara independen,” kata Soriot pada bulan Maret di sela-sela Forum Bo’ao untuk Asia.
Rivalnya di Inggris, GSK Plc telah membuka fasilitas manufaktur di Singapura pada tahun 2022 untuk memproduksi bahan utama untuk konjugat obat antibodi.
Saham Astra sedikit berubah dalam perdagangan awal di London. Mereka telah naik 14% sejauh tahun ini, kurang dari GSK.
Konjugat obat antibodi telah menjadi bagian penting dari dorongan Astra dalam pengobatan kanker, menunjukkan potensi untuk akhirnya menggantikan kemoterapi konvensional bagi beberapa pasien.
Mereka bekerja dengan mengirimkan bahan aktif langsung ke sel kanker, dengan tujuan untuk menyelamatkan sel-sel sehat.
Pabrik tersebut merupakan "tanda kepercayaan yang kuat terhadap kemampuan manufaktur biofarmasi dan talenta Singapura," kata Png Cheong Boon, yang memimpin Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura.
(bbn)