"Pasukan AA masuk ke pusat kota, memaksa orang-orang meninggalkan rumah mereka dan mulai membakar rumah-rumah," kata Nay San Lwin, salah satu pendiri kelompok advokasi Koalisi Rohingya Merdeka kepada Reuters, berdasarkan apa yang dia katakan sebagai saksi mata.
"Ketika kota terbakar, saya berbicara dengan beberapa orang yang telah saya kenal dan percayai selama bertahun-tahun. Mereka semua bersaksi bahwa serangan pembakaran itu dilakukan oleh AA."
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen laporan-laporan yang saling bertentangan tersebut. Juru bicara junta tidak menanggapi panggilan telepon untuk meminta komentar.
Rohingya telah menghadapi penganiayaan di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha selama beberapa dekade. Setelah melarikan diri dari penumpasan yang dipimpin oleh militer pada tahun 2017, hampir satu juta orang dari mereka tinggal berdesakan di kamp-kamp pengungsi di distrik perbatasan Bangladesh, Cox's Bazar.
Tantangan Terbesar Junta
Myanmar telah mengalami kekacauan sejak kudeta militer pada tahun 2021, yang menyebabkan bangkitnya perlawanan yang bertempur bersama kelompok-kelompok pemberontak etnis minoritas yang sudah lama ada.
Konflik telah meningkat sejak Oktober, ketika aliansi tentara etnis termasuk AA melancarkan serangan besar-besaran di dekat perbatasan China, merebut sebagian wilayah dari junta yang bersenjata lebih baik dan menghadirkan tantangan terbesar sejak mengambil alih kekuasaan.
Junta telah kehilangan kendali atas sekitar setengah dari 5.280 posisi militernya, termasuk pos-pos, pangkalan, dan markas besar, menurut sebuah perkiraan.
Khine Thu Kha dari AA mengatakan bahwa pesawat-pesawat junta dan kelompok-kelompok pemberontak Muslim yang bersekutu dengan militer telah membakar beberapa bagian dari Buthidaung, yang memiliki populasi sekitar 55.000 orang, berdasarkan sensus pemerintah terbaru yang tersedia, dari tahun 2014.
"Terbakarnya Buthidaung disebabkan oleh serangan udara dari jet tempur junta sebelum pasukan kami memasuki kota," katanya.
Aung Kyaw Moe, seorang aktivis masyarakat sipil Rohingya dan wakil menteri di Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar, mengatakan bahwa penduduk Rohingya telah diminta oleh AA untuk meninggalkan Buthidaung, namun mereka menjawab bahwa mereka tidak memiliki tempat untuk pergi, membuat mereka terjebak ketika serangan terjadi.
"Sejak sekitar pukul 22.00 tadi malam hingga dini hari tadi, kota Buthidaung telah terbakar dan kini hanya tinggal abu," katanya kepada Reuters.
Warga Rohingya melarikan diri ke ladang dan mungkin ada korban jiwa, katanya.
(red/ros)