Sri Mulyani menjelaskan target pertumbuhan ekonomi 2025 ditopang oleh terkendalinya inflasi, kelanjutan dan perluasan hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan industri kendaraan listrik, dan digitalisasi yang didukung oleh perbaikan iklim investasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Laju pertumbuhan ini diharapkan akan menjadi fondasi yang kuat untuk pertumbuhan yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan," kata Sri Mulyani.
Dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global yang masih tinggi, imbal hasil surat berharga negara atau yield SBN tenor 10 tahun pada 2025 diperkirakan berada pada kisaran 6,9% - 7,3%. Target ini jauh lebih tinggi dibanding target yield SBN tenor 10 tahun pada tahun ini yang berada di kisaran 6,7%. Artinya, pemerintah akan membayar utang lebih besar pada tahun depan karena beban bunga utang yang membengkak.
Selanjutnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun depan diperkirakan berada pada rentang Rp15.300-Rp16.000 per US$. Kurs ini jauh lebih melemah dibanding target APBN 2024 yang berada di kisaran Ro15.000 per US$.
Sementara itu, inflasi 2025 diperkirakan berada pada kisaran 1,5%- 3,5%, masih dalam rentang yang sama dengan target 2024 yang dipatok 2,8%.
Dengan mencermati tensi geopolitik yang saat ini masih berlanjut, kata Sri Mulyani, maka harga minyak mentah Indonesia pada 2025 diperkirakan sebesar US$75 - US$85 per barel atau masih dalam rentang yang sama dengan target 2024, yakni US$82 per barel.
Kemudian, lifting minyak bumi pada 2025 ditargetkan 580.000 - 601.000 barel per hari. Angka ini lebih rendah dari target lifting minyak 2024 yang mencapai 635.000 barel per hari. Sementara itu, target lifting gas pada 2025 tercatat 1,004 juta -1,047 juta barel setara minyak per hari, masih dalam rentang yang sama dengan target lifting Gas 2024 yakni 1,033 juta barel setara minyak per hari.
Berikut perbedaan antara asumsi makro dalam RAPBN 2025 dan APBN 2024:
Asumsi Makro RAPBN 2025
- Pertumbuhan Ekonomi: 5,1% - 5,5%
- Inflasi: 1,5% - 3,5%
- Nilai Tukar Rupiah: Rp15.300 - Rp16.000 per US$
- Yield SBN Tenor 10 Tahun: 6,9% - 7,3%
- ICP: US$75 - US$85 per barel
- Lifting Minyak: 580.000 - 601.000 barel per hari
- Lifting Gas: 1,004 juta - 1,047 juta barel setara minyak per hari
Asumsi Makro APBN 2024:
- Pertumbuhan Ekonomi: 5,2%
- Inflasi: 2,8%
- Nilai Tukar Rupiah: Rp15.000 per US$
- Yield SBN Tenor 10 Tahun: 6,7%
- ICP: US$82 per barel
- Lifting Minyak: 635.000 barel per hari
- Lifting Gas: 1,033 juta barel setara minyak per hari.
(lav)