Selanjutnya sampel air dari daerah Crewek, memiliki kadar 26–27 ppm dan boron 165–182 ppm, sampel air dari daerah Jono, yaitu dari sumur air yang menjadi sumber tambang garam masyarakat, kandungan litiumnya 4 ppm dan boron 163 ppm. Kemudian dari daerah Bledug Kesongo, kadar litium pada sampel air 56 ppm dan boron 17 ppm. Pada sampel lumpur, kadar litium 94 ppm.
"Tim PSDMBP berkesimpulan ditemukan adanya peningkatan kadar litium dan boron yang signifikan setelah garam mengkristal, sehingga dapat menjadi sumber baru litium dan boron. Kadar litium yang tinggi itu menjadi rekomendasi untuk penyelidikan tahap selanjutnya yaitu eksplorasi dengan studi geofisika," tutup Agung.
Diberitakan sebelumnya, ESDM mengatakan bahwa kerja sama dengan Eramet Indonesia untuk mengeksplorasi litium saat ini bakal dilakukan di Bledug Kuwu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Namun, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif membuka peluang bahwa kerja sama antara Kementerian ESDM dan Eramet Indonesia berpotensi dilakukan pada sumber potensial lainnya, salah satunya di Sulawesi Barat.
“[Kerja sama di] Bledug Kuwu, baru itu. Namun, sumber-sumber lain kan ada sebenarnya, kayak di Sulawesi Barat, itu mungkin berikutnya,” ujar Irwandy saat ditemui di kantornya, Jumat (17/5/2024).
Kementerian ESDM melalui Badan Geologi mengonfirmasi kerja sama dengan Eramet Indonesia dalam mengeksplorasi mineral kritis, salah satunya litium, bakal mulai diimplementasikan pada Agustus 2024.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan pemerintah dan Eramet Indonesia bakal mulai menyusun rencana kerja (plan of action) pada Agustus 2024.
Adapun, kerja sama dilakukan karena Eramet Indonesia memiliki teknologi untuk eksplorasi, sementara Indonesia memiliki wilayah dengan potensi litium di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya di Bledug Kuwu, Jawa Tengah.
“Di seluruh wilayah potensi yang kira-kira ada, kerja sama bilateral seperti itu payungnya bukan hanya ditemukan di lokasi mana, tetapi apa yang akan dilakukan secara bersama,” ujar Wafid saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024).
Sekadar catatan, Badan Geologi dan Eramet Indonesia sudah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pada Senin (6/5/2024).
(dov/ain)