Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada April tercatat 3,4%. Juga melambat ketimbang Maret yang 3,5% yoy.
Lalu inflasi inti tahunan ada di 3,6% yoy. Lebih rendah dibandingkan Maret yang sebesar 3,8% yoy sekaligus jadi yang terendah sejak April 2021 atau 3 tahun terakhir.
“Data ini bisa menjadi indikasi bahwa tekanan inflasi akan mereda dan The Fed (Federal Reserve, Bank Sentral AS) bisa menurunkan suku bunga acuan,” tegas Phillip Streble, Chief Market Strategist di Blue Line Futures, seperti diberitakan Bloomberg News.
Penurunan suku bunga akan menjadi kabar baik bagi emas, yang berstatus sebagai aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas lebih menguntungkan dalam iklim suku bunga rendah.
Dinamika geopolitik juga turut mengatrol harga emas. Tensi meningkat setelah pesawat tanpa awak (drone) Ukraina menyerang kilang minyak milik Rusia, kemarin.
Sementara kapal tanker China diserang oleh misil di Laut Merah, Sabtu lalu. Milisi Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven). Permintaan emas cenderung naik saat terjadi ketidakpastian, termasuk friksi geopolitik.
(aji)