Logo Bloomberg Technoz

Selisih negatif dua tenor pendek dan panjang selama 553 hari bursa sejak 2 November hingga 14 Mei tercatat negatif. Sedangkan antara UST-2Y dan 10Y tercatat negatif sejak 5 Juli 2022 hingga 14 Mei lalu atau selama 640 hari. 

"Kurva imbal hasil terbalik [inverted curve] memberi sinyal bahwa investor cemas terhadap pengetatan The Fed di tengah pemulihan ekonomi China yang juga sulit dipahami, membingkai latar belakang yang menunjuk pada terjadinya resesi," kata Fung.

China mencatat kejatuhan pertumbuhan kredit pada April yang dapat menjadi sinyal permintaan minyak akan semakin lemah ke depan. Sebagai informasi, pertumbuhan kredit China anjlok 200 miliar yuan atau US$27,7 miliar, pertama kali dalam sejarah sejak 2017. 

"Kami mengamati korelasi yang kuat antara laju kredit China dengan posisi kontrak minyak West Texas Commodity [WTI] sejak 2012 dengan jeda 6 bulan sejak 2012 berdasarkan harga penutupan bulanan. Dua variabel itu dua kali berada di level terbawah selama periode tersebut pada 2015 dan 2019 ketika kredit China jatuh antara 21%-23%," jelas analis.

Permodelan yang disusun oleh Bloomberg Intelligence memperlihatkan, kontrak minyak WTI bisa diperdagangkan pada level harga US$65 pada pekan 10 Mei untuk persediaan rata-rata 10 minggu di Amerika sebesar 796 juta barel. "Hal itu memperlihatkan pasar memperkirakan akan terjadi resesi juga stok minyak yang terus meningkat," kata Fung.

Permodelan juga memperlihatkan posisi harga minyak masih 16,7% di bawah harga minyak pada 14 Mei di US$78,02 per barel, menunjukkan pasar masih menetapkan harga pada risk premium, namun premi itu semakin menyempit. "Pasar minyak dunia mungkin akan tetap seimbang hanya jika OPEC mempertahankan pembatasan produksi dalma pertemuan yang akan datang," kata Fung.

Pada Senin pagi ini di awal perdagangan di Asia, harga minyak WTI bergerak melemah ke kisaran US$79,93 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent juga melemah di rentang US$83,92 per barel.

Dolar Index bergerak naik tipis ke kisaran 104,46. Sementara imbal hasil Treasury 10Y naik ke 4,406% dengan tenor lebih pendek, 2Y, ada di 4,810%. 

Sedangkan harga emas yang juga banyak dipilih sebagai safe haven di kala perekonomian dihinggapi risiko resesi, semakin terbang dengan memperbarui rekor berkali-kali. Pada pagi hari ini, harga emas dunia spot tercatat US$ 2.417,6/troy ons. Naik 0,14% dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Dalam seminggu terakhir, harga emas naik 3,54% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 3,74%.

-- update grafik Bloomberg Intelligence.

                                    

(rui/aji)

No more pages