Logo Bloomberg Technoz

Tumpukan Uang Tunai Buffet Sinyal Kekhawatiran Resesi Ekonomi

Ruisa Khoiriyah
20 May 2024 09:10

Warren Buffet (Sumber: Bloomberg)
Warren Buffet (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Langkah investor legendaris Warren Buffet yang menumpuk uang tunai dalam nilai fantastis, hasil dari penjualan aset-aset berisiko dari saham-saham teknologi dalam portofolio, melempar sinyal kekhawatiran terhadap risiko resesi seiring dengan permintaan minyak yang lesu, sinyal Federal Reserve yang masih hawkish ditambah pemulihan ekonomi China yang masih terlihat goyah. 

Menurut analisis terbaru dari Bloomberg Intelligence (BI) yang dilansir hari ini, sinyal dari Buffet itu sejurus juga dengan pergerakan tingkat imbal hasil Treasury, surat utang Amerika Serikat (AS), tenor 10 tahun yang selama 553 hari berada di kurva terbalik, mengindikasikan peringatan terkait permintaan minyak dan pergerakan harga.

Kombinasi dari pertarungan tanpa henti The Fed menjinakkan inflasi AS dan pemulihan ekonomi China yang masih terseok-seok telah memicu Buffet menumpuk dana tunai ke rekor tertinggi pada kuartal satu tahun ini menyentuh US$189 miliar, naik 44,6% year-on-year. 

Buffet terindikasi melepas Apple Inc. (APPL), saham elit teknologi, juga menjual saham Chevron Corp. (CVX), perusahaan minyak terkemuka. "Langkah itu menyiratkan antisipasi Buffet terhadap situasi tak pasti di pasar ke depan, yang bisa menjadi pertanda pelemahan konsumsi global dan energi yang bisa membawa harga minyak dunia semakin rendah ke US$65 per barel berdasarkan analisis kami," kata Henik Fung, Bloomberg Intelligence Senior Industry Analyst dalam laporan yang dirilis hari ini, Senin (20/5/2024).

Sinyal resesi dari permodelan harga minyak vs yield Treasury (Bloomberg Intelligence)

Selisih imbal hasil negatif antara Treasury 3 bulan dengan 10 tahun juga menunjukkan risiko resesi dan pelemahan permintaan global di mana keduanya potensial mengancam permintaan minyak dunia yang bisa menjatuhkan harganya.