Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari regional, dan global. Paket insentif dan dukungan Pemerintah China yang diumumkan Jumat memperlihatkan fasilitas mencapai 300 miliar yuan (US$42 miliar) dari People's Bank of China yang akan mendanai pinjaman bank untuk perusahaan-perusahaan negara yang terguncang.
Para pejabat mengatakan program Bank Sentral tersebut dapat memberi insentif pinjaman bank untuk kembali menyehatkan keuangannya.
Fasilitas ini "Sangat pendek" dari apa yang diperlukan untuk mengurangi tekanan keuangan di kalangan pengembang, kata Rory Green, Kepala Ekonom China di TS Lombard, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Keterlibatan pemberi pinjaman komersial akan "Membatasi kecepatan dan keefektifan penyebaran dana," kata Green.
"Namun dalam jangka pendek, mengingat bagaimana valuasi dan sentimen yang tertekan, ada banyak ruang untuk kenaikan lebih lanjut di indeks China,” mengutip pernyataan Kyle Rodda, Analis Senior di Capital.com di Melbourne.
Efeknya, reli saham China baru-baru ini telah meluas ke Bursa Saham Asia lainnya, dengan Indeks MSCI Asia Pasifik melonjak selama enam hari berturut-turut, mengikuti rekor kenaikan terpanjangnya tahun ini.
Kemudian, dari global, setelah data ekonomi Amerika Serikat yang lemah selama seminggu kemarin menegaskan ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mulai memangkas kebijakan suku bunga acuan tahun ini, membawa Bursa Saham AS mencetak rekor baru.
Para trader memperkirakan The Fed dapat menurunkan suku bunga paling cepat pada September, setelah inflasi pada April turun lebih dari yang diperkirakan.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, rilis data ekonomi AS yang lain memperlihatkan sinyal perlambatan ekonomi lebih lanjut di awal Kuartal II-2024 seiring dengan semakin jelasnya dampak negatif dari rangkaian kenaikan suku bunga secara agresif oleh Federal Reserve.
“Industrial Production AS kontraksi 0,4% yoy di April setelah tumbuh masing-masing 0,1% yoy di Februari dan Maret. Ini adalah penurunan pertama dalam tiga bulan. Tingkat Utilisasi Kapasitas (Capacity Utilization Rate) turun tipis menjadi 78,4% dari 78,5%,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Selanjutnya, data Philadelphia Fed Manufacturing Index untuk bulan Mei tetap berada di teritori positif meskipun melemah mencapai 11 poin menjadi hanya 4,5 poin dari sebelumnya menyentuh 15,5 poin di April yang juga merupakan level tertinggi dalam dua tahun.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,97% ke 7,317 dan masih didominasi oleh volume pembelian, pada perdagangan sebelumnya di Jumat pekan kemarin.
“Penguatan dari IHSG pun sudah mengenai best target yang kami berikan di 7.355. Posisi IHSG saat ini dapat berjalan pada dua skenario, di mana pada label hitam, posisi IHSG sudah berada di akhir wave (iii) dari wave [c] dari wave B, sehingga meskipun terkoreksi akan relatif terbatas ke rentang 7.168–7,284 sekaligus menguji area gap,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (20/5/2024).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, DSNG, ERAA, KLBF, dan PGEO.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi lanjut menguat dengan menemui strong resistance di 7.330 – 7.350 pada pekan ini.
“Pasar masih ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan di September 2024. Pasar bahkan melihat peluang sebesar 14.8% untuk pemangkasan 50 bps di September 2024 (CME FedWatch Tools),” tulisnya.
Selanjutnya, pasar akan merespon keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di hari perdagangan sebelum tutup pekan ini (22/5/2024). Di mana pekan ini akan menjadi pekan yang singkat karena hari perdagangan hanya berlangsung tiga hari.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ADMR, INDF, JSMR, ACES, NISP, dan AVIA.
(fad/ain)